Review Novel
Halo lagi, kali ini aku nemu buku klasik. Enggak nyangka banget bakal nemu buku ini di tumpukan buku bekas hehe.
Isi bukunya ngagetin banget, aku nemu sebuah tulisan yang dari biasanya. Unik sekali pokonya. Perkembangan Charlie dari IQ rendah sampe dia jadi jenius keliatan banget di tulisannya. Pokonya penulis buku ini super jenius deh.
O, ya. Buku ini nyeritain perkembangan kecerdasan Charlie. Jadi tulisannya berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Charlie Gordon.
Buku ini meraih penghargaan, loh. Penghargaan Hugo Award dan Nebula Award.
Yuk, kita mulai aja reviewnya
Judul : Charlie
Penulis : Daniel Keyes
Penerbit : Ufuk Fiction
Terbitan : November 2012
Halaman : 456 halaman
Dalam buku ini ada beberapa tokoh yang menyertai Charlie, seperti Dokter Straus, Prof Nemur, Nona Kinnian atau Alice, Burt, Fay, keluarga Charlie, dan Algernon si tikus putih.
Charlie adalah seorang pemuda 32 tahun dengan IQ 68. Walaupun begitu dia memiliki keinginan besar untuk jadi pandai. Itu sebabnya dia setuju untuk dioperasi dijadikan percobaan ilmu pengetahuan. Tentu saja Charlie mendapata referensi dari gurunya Nona Kinnian.
Charlie menjalani berbagai rangkaian tes termasuk uji pintar dengan Algernon si tikus putih. Charlie semakin ingin pandai ketika menyadari Algernon lebih pandai darinya.
Operasi dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pihak keluarga Charlie. Norma adik perempuan Charlie yang menandatangani kontraknya. Padahal Charlie sendiri sudah berbelas tahun tidak menghubunginya. Keluarga Charlie memutuskan membuangnya ke Panti Warren karena kondisinya itu.
Charlie kemudian dipunggut pamannya dan dititipkan di pabrik roti. Di tempat itu dia bekerja sebagai penyapu lantai dan medapatkan banyak teman. Teman yang menyukainya karena segala keterbatasannya. Walaupun dia sebenarnya sering ditertawakan. Tetapi, Charlie yang polos dan hangat banyak disukai orang-orang sebenarnya.
Hanya saja trauma masa lalu akibat penolakan ibunya membuat Charlie ingin berubah pandai. Dia ingin menunjukkan pada ibunya kalau dia bisa baca tulis, bisa kuliah, bisa jadi pandai seperti keinginannya.
Charlie kemudian menjalani operasi dengan tekad baru ingin mengalahkan Algernon juga dalam permainan.
Setelah menjalani operasi Charlie tidak langsung pandai. Dia harus menjalani berbagai macam pelatiham untuk semakin pintar. Charlie senang karena akhirnya bisa mengalahkan Algernon.
Pemuda itu juga senang karena laporan yang harus ditulisnya jadi rapi dan bagus. Asalnya tulisannya banyak yang salah. Setelah operasi Charlie belajar cara menulis yang benar. Dia senang sekali memakai tanda baca pada laporannya. Lama kelamaan tulisan dalam laporan Charlie pun berubah seiring kepandaiannya. Laporannya jadi layaknya jurnal ilmiah seorang Profesor.
Sayangnya, ketika Charlie jadi jenius dia kehilangan banyak hal, terutama teman-teman. Charlie dipecat dari pabrik roti karena teman-temannya takut padanya. Charlie berubah jadi segala tahu. Kepandaiannya bahkan mengalahkan Profesor Straus. Semua orang jadi merasa bodoh di hadapan Charlie.
Charlie kehilangan kehangatan teman-teman karena jadi pandai. Charlie merasa takut karena hal ini. Alice juga membencinya, bahkan dia jadi sering bertengkar dengan Dokter Nemur.
Charlie bertanya-tanya ada apa dengan dirinya. Kemudian pemuda itu menyadari sesuatu terjadi pada Algernon yang sudah lama dioperasi agar jadi pandai.
Algernon jadi berubah brutal, jadi tidak pandai lagi. Charlie menemukan tikus itu mati dalam posisi bergulung. Inikah akibat dari kepandaian yang dipaksakan? Charlie sangat takut.
Itu alasannya kenapa dia bergabung dalam penelitian tentang dirinya. Charlie ingin menyumbangkan banyak untuk ilmu pengetahuan. Dia menulis banyak tentang kemajuan sekaligus kemunduran dirinya.
Charlie menemukan menjadi pandai saja ternyata tidak cukup. Kepandaian mengendalikan perasaan pada orang lain adalah yang terbaik menurutnya. Charlie merindukan kehangatan orang-orang yang menyayanginya.
Satu yang menjadi pertanyaan besarnya adalah, akankah dirinya berakhir seperti Algernon?
HAl MENARIK DALAM BUKU
Cara penulisan novelnya yang unik. Teknik penulisan dari yang awalnya banyak salah dalam susunan kata dan tanpa tanda baca, berubah jadi lebih baik. Tulisannya mulai bersusun susunan katanya. Terus mulai memakai tanda baca.
Kemudian sesuai perkembangan Charlie tulisan di novel ini makin tajam dan lincah. Penulisannya tergantung pada perkembangan Charlie, demikian juga ketika akan berakhir ceritanya. Susunan katanya jadi kacau lagi. Ini menarik sekali, dan aku katakan penulisnya sangat brilian.
KESIMPULAN
Aku menemukan banyak pelajaran setelah membaca buku ini. Bahwa apa yang Tuhan takdirkan untuk kita memang itu yang terbaik untuk diri kita. Kelemahan yang ada pada diri kita itu sekaligus kelebihan kita.
Tidak sepantasnya kita mengeluh dengan apa yang telah gariskan untuk diri kita.
Kepandaian ternyata tidak membuat hidup sempurna. Kepandaian yang tidak disertai kesadaran diri hanya sebagai pembawa titipan hanya akan membawa petaka. Kepandaian yang sesungguhnya adalah cara kita memperlakukan orang lain, cara kita menghargai orang lain.
Buku ini mengajarkan cara untuk menghargai hidup dengan menerima apa yang telah Tuhan tentukan untuk kita.
--------------------------------------------------
Okee, sekian dulu reviewnya. Doakan aku sehat biar bisa baca buku lain lagi sekaligus bikin reviewnya.
Makasih yang udah mampir, komen juga yah biar aku balik mampir.
0 Komentar
Halo, dilarang spam yah. Maaf, kalau ada komentar tidak pantas mimin bakal langsung hapus.