Saya tidak berani mengatakan sudah jadi penulis profesional. Tapi malang melintang di dunia persilatan, eh maksud saya di dunia menulis hehe, membuat saya cukup paham bagaimana caranya menjadi profesional.
Mulai dari menulis artikel dengan bayaran yang tak masuk akal (cukup rendah berjuta kali lipat dibanding bayaran penulis pro), hingga dipakai jasanya dengan bayaran yang cukup manusiawi.
Saya sadar benar tulisan saya masih jauh dari kelayakan, tapi bukan berarti rela disepelekan. Kalian juga pasti tahu, 'kan, kalau menulis itu prosesnya yang patut dihargai. Jadi bukan melulu soal uang, tapi prosesnya itu yang berharga.
Mulai dari riset, mengumpulkan data, mengolah data, hingga membuahkan olah pikir kita dalam bentuk kata-kata. Menurut saya proses inilah yang membuat tulisan itu berharga, dan seorang penulis pantas dihargai tinggi.
Saya sendiri cukup sedih, karena basicnya dari fiksi, tapi demi memenuhi tuntutan perut akhirnya beralih ke non fiksi. Sedihnya kenapa? Karena begitu banyak ide-ide saya sebagai pengarang yang jadi terkatung-katung. Sedangkan tuntutan pekerjaan mengharuskan saya beralih ke non fiksi.
Tapi jangan salah sangka dahulu, bukan berarti saya tidak menyukai pekerjaan sata. Bukan berarti saya tidak menyukai non fiksi. Karena di menulis dikedua bidang itu sama-sama bertujuan menghidangkan bacaan untuk pembaca.
Fiksi untuk menghibur dengan kisah-kisahnya, non fiksi untuk informasi dari berita-berita terkini. Sedih disini juga bisa diartikan saya terkejut ketika tiba-tiba kenikmatan menulis terserobot urusan perut (hadeh).
Jujur, hobi mengkhayal jadi baku karena urusan isi dompet ini. Tapi, tentu saja banyak sisi baik lainnya, karena link pertemanan penulis saya jadi banyak. Sekaligus juga membuka kesempatan untuk mendapat job-job (alhamdulillah).
Bukan berarti saya mengklaim tulisan saya sudah kaliber, yah. Sekali lagi saya tekankan, tulisan saya jauh dari kelayakan (kudu banyak belajar). Tapi, sekali lagi juga bukan berarti saya jadi mau disepelekan. Karena proses penciptaan sebuah tulisan itulah yang berharga.
Ada sedikit tips dari saya untuk kalian yang baru mulai terjun ke dunia menulis berbayar. Tips ini berdasarkan pengalaman kemarin saya dengan klien. Sebuah kerjasama yang akhirnya berakhir dengan sedikit tidak nyaman.
Tentu saja karena adanya prasangka-prasangka. Ketidaknyamanan ini berawal dari perjanjian yang tidak jelas. Atau bisa dikatakan hanya berdasarkan ucapan saja tanpa ada perjanjian tertulis.
Karena itulah penting bagi kalian untuk memperhatikan beberapa poin berikut ini sebelum melakukan kerjasama.
Pertama, pastikan jenis pekerjaan apa yang akan dilakukan. Harus jelas kalian akan menulis apa.
Kedua, tanyakan tentang deadline dari job. Jangan sampai lewat deadline atau ada tekanan-tekanan untuk segera menyelesaikan.
Ketiga, ini yang terpenting, harus jelas kesepakatan tentang pembayaran jobnya. Usahakan ada DP terlebih dahulu yang masuk. Apalagi kalau job yang dikerjakan dalam jumlah yang besar dan membutuhkan rentang waktu yang lama.
Berarti kalian harus paham dulu sejelas-jelasnya tentang job yang akan dilakoni. Jangan malu bertanya atau merasa sungkan. Apalagi kalau klien kalian ternyata teman dekat atau ada hubungan saudara. Tetap saja pekerjaan harus dijalani secara profesional.
Walaupun kita belum punya nama, atau tidak dikenal, bukan berarti jadi merasa sungkan untuk mendapatkan kejelasan. Poin-poin di atas akan menolong kita dalam menyelesaikan pekerjaan hingga proses pembayaran. Menghindarkan juga dari saling prasangka yang tidak mengenakkan.
Biasanya untuk job yang besar seperti pembuatan buku ada beberapa termin pembayaran. Untuk yang pertama DP harus masuk sebesar 50 persen. Kemudian pembayarab masuk lagi ketika pekerjaan sudah 75 persen. Sisanya dibayarkan ketika pekerjaan telah selesai.
Hal ini bukan berarti kita menyombongkan diri dan ingin memperlihatkan kalau tulisan kita bagus. Tapi justru untuk menghindarkan kita dari kerugian kedepannya. Setidaknya sudah ada uang muka yang masuk kalau ada pembatalan kerjasama di tengah jalan.
Menulis memang hobi yang menyenangkan, apalagi kalau bisa jadi sumber penghasilan. Berbagai pengalaman yang saya alami hingga hari ini tidak membuat jadi kapok menulis. Justru saya jadi bisa mengenal berbagai karakter manusia karena menulis ini.
Ternyata memang benar, menulis bisa membuat jumlah pertemanan jadi banyak, pergaulan luas, menambah ilmu, juga bisa menghasilkan.
Akhir kata, semoga curahan hati dalam bentuk tulisan ini berguna untuk kalian. Terutama juga untuk saya, sebagai pengingat untuk terus belajar memperbaiki diri.
Salam literasi!
3 Komentar
aku sendiri masih terus belajar dan belajar mbak, seperti haus ilmu aja gitu
BalasHapusiya, mbak, aku juga sama
HapusMenulis emang ada dukanya, apalagi kalau dikaitin dengan ekonomi. Haha... tapi bakal senang lagi kalau ternyata tulisan kita berguna buat orang lain. :)
BalasHapusHalo, dilarang spam yah. Maaf, kalau ada komentar tidak pantas mimin bakal langsung hapus.