Pandemi Tanggung
Jawab Kita Semua
Suara
ambulan terdengar berkali-kali, entah sudah berapa kali mobil itu lewat di
jalan utama komplek. Berbagai macam pikiran pun simpang siur di kepalaku. Ambulan-ambulan
itu sebenarnya membawa siapa? Apa yang sakit karena imbas pandemi, atau yang
meninggal karena korban pandemi? Pikiran rancu seperti itu langsung aku
singkirkan, tak mau juga tambah merasa tertekan akibat harus tinggal di kamar
terus. Batuk dan pilek membuat aku sadar diri untuk melakukan WFH. Sangat berbahaya
buat diri sendiri juga teman kerja yang lainnya kalau memaksakan diri bekerja. Aku
bisa saja terkena virus karena stamina turun, tapi bisa jadi juga aku yang jadi
sumber penyakitnya. Jangan sok kuat intinya, setuju tidak?
Waktu
sebelum pandemi, kalau ambulan lewat itu malah sering dijadikan kesempatan buat
pengendara jalanan lainnya. Seringnya sih malah diikuti biar sama-sama jadi
penguasa jalanan sesaat. Tapi di zaman pandemi sekarang ini, sewaktu ambulan
lewat semua malah menyingkir dan curiga. Semua takut dan menduga-duga, padahal
belum tentu sesuai prasangka kita. Di zaman sekarang ini ada orang yang divonis
penyakit apa, malah kita menduganya sakit apa. Semua jadi simpang siur karena
rasa curiga dan cemas yang berlebihan.
Timbulnya
perasaan seperti itu wajar menurutku, karena pandemi ini membuat kita semua
jadi tersudut, terpojok. Virus yang tak terlihat mata mengintai kita dari
segala sudut, dan begitu tubuh lemah bisa langsung menyerang. Suatu penyakit
yang menakutkan dan pastinya membuat kita was-was setiap saat. Sayangnya rasa
was-was itu dikaburkan dengan keyakinan sebagian orang yang meniadakan virus
Covid. Mereka yakin virus itu tidak sebegitu berbahayanya, dan mereka juga
menganggap keberadaan virusnya hanya jadi penghalang untuk mencari rupiah saja.
Mungkinkah karena alasan itu yang membuat mereka jadi sok kuat?
Jangan Sok Kuat
Sayangnya
rasa tidak percaya akan keberadaan virus dan kebutuhan akan uang tidak membuat
kita belajar untuk tetap waspada. Toh, walaupun menggarisbawahi tidak ada,
tetap saja korban berjatuhan bukan? Itu saja sudah jadi bukti kalau virusnya ada.
Mereka yang bilang tidak ada itu hanya segelintir orang yang tidak mau pola
hidupnya berubah. Tidak mau terganggu ritme kegiatan dalam hidupnya, dalam
artian sok kuat. Dengan sengaja tidak menaati aturan protokol kesehatan malah bisa
jadi penyebab orang lain jadi sakit. Bisa saja kita jadi OTG bukan? Kemudian karena
keukeuh dan yakin virus itu tidak
ada, malah jadinya menyebarkan penyakit pada yang lain. Kalau sudah begitu,
siapa coba yang salah dan kita harus menyalahkan siapa? Jadi bingung bukan? Karena
pandemi ini memang membuat situasi jadi serba salah.
Juga
untuk kita dan mereka yang sok kuat ketika sakit. Stamina tubuh yang turun
jelas-jelas akan membuat kita rentan terkena penyakit apapun juga, termasuk si
Covid ini. Ini malah sebaliknya, lagi-lagi karena alasan tidak mau ritme
kehidupannya terganggu, masih banyak saja yang sok kuat lalu-lalang di jalanan
padahal sedang sakit. Padahal sakit pilek biasa bukan berarti hanya pilek saja,
tidak enak badan dan demam ringan juga bukan berarti hanya dua hal itu saja.
Tanpa
kita sadari, karena sok kuat dan tidak mau istirahat di rumah, kita malah jadi
sumber penyakit bagi yang lain. Selain itu juga, stamina tubuh yang turun malah
membahayakan diri sendiri. kita juga jadi rentan terkena virus berbahaya ini.
Jadi gimana dong seharusnya? Yah, jangan sok kuat. Harus belajar mawas diri.
Berawal Dari Diri Sendiri
Aku
pribadi punya keyakinan kalau pandemi akan terkendali apabila semua mawas diri.
Pandemi ini tanggung jawab kita semua, bukan hanya pemerintah atau para dokter
saja. Tapi tanggung jawab masyarakat umum juga. Panik dan cemas itu memang
wajar, tapi bukan berarti kita jadi menyingkirkan logika. Helloo, virus yang
bisa mematikan itu memang ada, dan kita harus mau hidup berdampingan dengannya.
Lalu apa dong yang harus kita lakukan? Pertama-tama,
sadari dulu kalau tubuh manusia itu memang lemah. Manusia tidak punya bulu
tebal untuk membuat badan hangat, manusia tidak punya cadangan lemak yang
berfungsi untuk membuat tubuh tidak kedinginan. Manusia tidak punya racun untuk
mempertahankan diri, tidak juga punya bulu berduri yang bisa melindungi. Satu-satunya
yang kita punya untuk berjaga dari penyakit adalah sistem imun yang kuat.
Jadi
yang harus kita lakukan itu adalah menjaga dan menguatkan imunitas tubuh. Sangat
mudah dan bisa dimulai dari tubuh kita sendiri. Caranya seperti apa? Pan sudah
dicontohkan dalam prokes juga tentang cara menjaga kebersihan diri. Mencuci tangan,
memakai pakaian bersih, menjaga lingkungan bersih adalah beberapa cara yang
dapat medukung imunitas tubuh kita tetap terjaga. Tentunya selain itu kita juga
harus mau membatasi diri dalam bergerak. Semisalnya badan mulai terasa tidak
enak, cepat-cepat saja istirahat dan jangan beraktivitas di luar rumah. Kita
harus mau mengalah, jangan sampai jadi sumber penyakit bagi orang lain,
dan jangan sampai kitanya juga yang
terkena penyakit. Selain itu pola hidup sehat
seperti makanan yang sehat dan sering berolahraga juga dapat membantu
sistem imun tubuh jadi kuat.
Semudah
itu bukan? Pandemi ini memang lama dan menakutkan, tapi bisa dikendalikan
asalkan kitanya sadar diri. Jangan sok kuat, cintai diri sendiri juga orang di
sekitar kita. Semua orang juga terkena imbas akibat pandemi ini, dan jangan
menyalahkan siapa pun juga. Akan lebih
mudah kalau kita menyalahkan diri sendiri, lalu mulai memperbaiki segalanya
dari diri kita sendiri juga. Setuju tidak manteman? Semoga kita termasuk yang
mawas diri dan mau mengalah demi keselamatan semua orang. Salam sehat selalu!
0 Komentar
Halo, dilarang spam yah. Maaf, kalau ada komentar tidak pantas mimin bakal langsung hapus.