Atasi Stigma Penderita Kusta
Dengan Kolaborasi Pentahelix
Live Streaming Ruang Publik KBR |
Awalnya
tidak banyak yang saya ketahui tentang Kolaborasi Pentahelix. Live streaming yang diselenggarakan Ruang
Publik KBR dalam rangka memperingati ‘Hari Kesehatan Dunia’ di channel Youtube berita KBR tanggal 12
April kemarin memberikan informasi yang cukup tentang hal ini. Acara di kanal
berita KBR ini memang sedang gencar diadakan untuk mengkampanyekan kusta pada
masyarakat. Sebagai salah satu cara untuk mengedukasi khalayak umum tentang
penyakit yang dikenal juga dengan nama lepra.
Live streaming
Youtube KBR bertajuk “Kolaborasi Pentahelix Untuk Atasi Kusta” kemarin menghadirkan
dua pembicara, yakni Dr. dr. Flora Ramona Sigit sebagai perwakilan
perhimpunan dokter spesialis kulit, dan R Wisnu Saputra perwakilan dari
jurnalis. Keduanya memberikan informasi yang dapat membuka mata saya tentang
kusta. Penyakit yang menurut saya pribadi cukup menakutkan karena sering melihat
efeknya yang bisa mengakibatkan kecacatan fisik pada penderitanya.
Apa Yang Dimaksud Dengan Kolaborasi
Pentahelix?
Yang
dimaksud dengan istilah di atas adalah sebuah usaha dalam mengatasi masalah
kesehatan dengan cara kerjasama antara beberapa unsur penting dalam masyarakat.
Kolaborasi yang melibatkan masyarakat, pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan
media. Kerjasama tiap unsur ini diharapkan dapat mengisi gap yang belum terselesaikan. Tentunya dalam hal ini adalah edukasi
yang dibutuhkan khalayak umum tentang penyakit kusta.
Dr. dr. Flora Ramona Sigit Prakoeswa menyatakan perlunya memperhatikan kesehatan mental
para penyandang kusta. Stigma masyarakat terhadap penyakit ini sering berakhir
dengan pengucilan terhadap para disabilitas. Lebih parahnya lagi, banyak di
antara mereka yang tidak mendapatkan dukungan dari inner circle-nya. Masih banyak keluarga yang mengabaikan dan
mendiamkan anggotanya yang terkena penyakit kusta. Padahal dukungan mental
untuk para disabilitas ini harusnya didapat dari orang-orang terdekatnya.
Kesehatan
mental, fisik, dan spiritual penyintas kusta harus diperhatikan. Hal ini wajib
diawali dengan meningkatkan kesadaran masyarakat pada stigma terhadap penderita
kusta. Edukasi yang jelas dan gamblang tentang penyakit ini diharapkan dapat
mengisi pengetahuan masyarakat tentang kusta. Pengetahuan yang cukup tentang
penyakit ini juga diharapkan dapat mengubah pola pikir dan pola perlakuan
masyarakat pada penderita kusta. Sehingga akhirnya dukungan secara psikis juga
diperoleh para penderita kusta ini. Tentunya dukungan seperti bisa meningkatkan
keinginan pasien untuk sembuh. Sebaliknya, bagaimana seorang penderita kusta
ada keinginan sembuh atau beribadah apabila inner
circle-nya sendiri mengabaikan dirinya?
R
wisnu Saputra, perwakilan dari jurnalis menyatakan, hari kesehatan dunia bukan
hanya tentang kesehatan. Disabilitas kusta harus mendapat perhatian secara
psikis, masyarakat butuh edukasi tentang kusta hingga mereka meningkatkan pula
kesehatannya. Penderita kusta sering mendapat stigma buruk dari masyarakat,
jadi perlu ada kampanye untuk mengedukasi seputar isu kusta.
Menjadi
disabilitas bukan pilihan penderita kusta, tidak ada seorang pun yang ingin
sakit. Oleh karena itu, edukasi tentang penyakit ini diwajibkan. Edukasi
diharapkan berupa kolaborasi dengan berbagai pihak terkait agar dapat
tersampaikan secara cepat dan jelas. Edukasi bisa dilakukan dengan bahan
tulisan, video, webinar, dan lainnya. Hal
ini dimaksudkan agar tidak ada lagi diskriminasi dari pihak keluarga dan
masyarakat. Apalagi Indonesia adalah urutan ke-3 penyumbang kasus baru kusta.
Penyakit Kusta
Penyakit
ini dikenal juga dengan nama lepra. Kusta adalah penyakit infeksi bakteri
kronis yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi, serta saluran pernapasan.
Kusta dikenal juga dengan nama penyakit Hansen atau Morbus Hansen.
Pemahaman
masyarakat tentang kusta masih sangat minim. Hal ini terjadi juga pada saya
yang hanya tahu tentang penyakit ini di
bagian luarnya saja. Kusta merupakan penyakit menular yang tidak menular karena
tidak terlihat penularannya. Tidak terlihat karena membutuhkan waktu yang lama
dalam proses penularannya. Hal ini yang sering menyebabkan kita abai dengan
gejala-gejala awal yang timbul. Kontak erat dengan penyandang kusta salah satu
cara penularan penyakit ini, yaitu melalui droplet. Cairan dari saluran
pernapasan berupa ludah atau dahak yang keluar saat bersin dan batuk dapat
menularkan penyakit ini pada orang-orang di sekitarnya.
Bagaimana seseorang bisa tertular
kusta?
Penyebab
seseorang kena kusta dipengaruhi tiga hal, daya tahan tubuh, pola hidup sehat
atau makanan yang sehat, dan faktor lingkungan. Daya tahan tubuh yang tidak
optimal dapat menjadi gerbang awal seseorang tertular kusta. Karena itulah
sangat penting untuk menjaga pola hidup sehat terutama makanan sehat yang
dikonsumsi. Faktor lingkungan yang kotor atau dekat dengan penderita kusta juga
dapat menjadi salah satu penyebab tertularnya penyakit ini.
Bisa
dikatakan memang sangat dibutuhkan awareness
terhadap kondisi kesehatan pribadi dan lingkungan sekitarnya. Tingkat
kesadaran dan kewaspadaan dari awal dapat mencegah seseorang tertular penyakit
ini.
Gejala Penyakit Kusta
Gejala
penyakit ini nyaris tidak diperhatikan karena penularannya yang lama. Beberapa gejala
adanya kusta di tubuh seperti mati rasa di kulit, muncul lesi pucat, kulit
tidak berkeringat, ada luka yang tidak terasa sakit, otot jadi lemah terutama
bagian kaki dan tangan, kehilangan alis dan bulu mata, mimisan atau kehilangan
tulang hidung, mata kering dan jarang mengedip.
Pengobatan Kusta
Pengobatan
kusta dilakukan sesuai dengan jenisnya. Jenis kusta Basiler membutuhkan
pengobatan sekitar 6-9 bulan, sedangkan Multibasiler butuh waktu sekitar 2-3
tahun. Kusta tidak menular melalui proses kehamilan. Yang perlu dilakukan agar
tidak tertular penyakit ini adalah dengan menjaga sistem imun tubuh. Ada
baiknya segera memeriksakan diri ke dokter apabila terdapat beberapa gejala
seperti di atas.
Kolaborasi
Pentahelix dibutuhkan untuk memutus mata rantai penularan kusta. Jangan hanya
terpaku pada cara medis saja. Karena pengetahuan yang cukup tentang kusta yang
didapat oleh masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit ini.
Dukungan dari keluarga dan orang terdekat juga dapat meningkatkan jumlah
kesembuhan penderita kusta. Sudah jelas hal ini dapat membantu menurunkan
jumlah pasien yang terjangkit penyakit kusta. Yuk, dukung kolaborasi ini agar
kusta bisa dengan mudah diatasi di negara ini.
Di
jawa timur sudah dilaksanakan, ada aksi pembentukan kelompok2 yang ditujukan
untuk mendukung disabilitas kusta
Butuh
kolaborasi Pentahelix
Kusta
penyakit berbahaya yang tidak terlihat berbahaya karena penularannya butuh
waktu lama. Penyakit menular yang paling tidak menular karena tidak terlihat
penularannya.
Memutus
mata rantai penularan kusta di masyarakat
:
Penyakit
kusta bisa disembuhkan? Bisa, penyakit kusta ada 2 macam...masing2 punya masa
penyembuhan yang berbeda
Untuk
pasien kusta yang hamil apa mempengaruhi janinnya?
19 Komentar
Ternyata peringkat 3 ya. Aku juga kurang awareness soal ini. Makasii sharingnya mba. Moga2 banyak yg mengurangi stigma negatif yaa.
BalasHapusnah inilah edukasi semacam ini bis amenjadi sarana kita untuk megambil peran kecil meuwujudkan zero kusta di negeri ini ya mbk.
HapusTerimakasih informasinya. Semoga kita semua sehat ya san biaa menberikan dukungan pd warga lingkungan yg sedang sakit baik sakit kusta maupun lainnya
BalasHapusSemoga dengan adanya sosialisasi seperti ini, penderita kusta lebih banyak mendapat support ya
BalasHapusEdukasi soal kusta sekarang sudah bagus, ya Kak. Namun, mungkin lapisan desa belum benar-benar paham. Kayaknya... Kecuali memang ada penyampaian dari perangkat desa.
BalasHapusBanyak orang belum memahami benar bahwa kusta adalah penyakit menular yang nggak menular. Kebanyakan orang hanya paham bahwa kusta adalah penyakit menular. Dan stigma muncul karena orang-orang takut tertular. Padahal penularannya kan nggak semudah itu. Kalau daya tahan tubuh kita kuat juga nggak akan tertular.
BalasHapusKusta ini memang sejak dulu banyak mitosnya. Maklum pemahaman masyarakat masih kurang. Sehingga sampai sekarang sudah sekali untuk meluruskan fakta yang sebenarnya. Perlunya kerjasama dari semua pihak memang untuk bisa mensosialisasikannya ya
BalasHapusBener banget harus kolaborasi berbagai pihak untuk memutus rantai kusta. Apalagi sebenarnya kusta bisa disembuhkan. Jadi harusnya orang-orang udah ga perlu takut dan berstigma negatif lagi
BalasHapusPenting banget menanamkan sosialisasi agar penderita kusta tidak terkena stigma. Edukasi kesehatan seperti ini juga penting agar Indonesia bebas kusta.
BalasHapusKolaborasi Pentahelix ini memang butuh di semua aspek. Soalnya misal cuma di kalangan akademisi aja, ya ga sampai pesannya ke publik
BalasHapusSalut banget sekarang udah banyak masyarakat yang aware tentang kusta. Bahwa yang harus dilawan adalah stigmanya bukan orangnya.
BalasHapusSemua pihak berperan ya, agar penanganan kusta ini cepat diatasi. Maka dari itu perlu kerja bareng
BalasHapusTentang penyakit kusta, jujurly saya kurang 'ngeh' banget karena selama ini seperti sudah terdoktrin, bahwa kusta ialah penyakit kutukan. Orangnya jangan didekati.
BalasHapusPadahal ya, bisa disembuhkan. Berapa lamanya tergantung dari jenis penyakit.
Nah, info-info begini nih yang harus disebarkan agar orang-orang luas pada tahu.
Penyakit kusta memang penyakit yang banyak orang tahu penyakit menular makanya stigma di masyarakat sudah negatif makanya butuh dukungan semua pihak untuk menanggulangi penyakit ini supaya hilang dari negeri kita
BalasHapusMemang sosialisasi kayak gini tuh perlu banget ya kak digencarkan. Karena kusta ini isu kesehatan yang cukup besar tapi ketutup sama isu-isu lain juga. Jadi kayak stuck di stigma negatif aja orang taunya.
BalasHapusEmang stigma tentang kusta ini perlu dibenahi. Karena perlu bantuan dari masyarakat agar kusta benar-benar bisa diatasi dengan baik. Ini karena stigma negatif, banyak penderita kusta jadi tidak mau berobat padahal kusta itu bisa disembuhkan.
BalasHapusPenting sekali memberikan penyuluhan kesehatan seperti ttg penyakit kusta ini. Karena saya yakin masih banyak masyarakat yang masih belum paham gejala, penularan dan penyembuhannya.
BalasHapusmasyarakat masih banyak yg belum tahu soal ini, jadi Kolaborasi Pentahelix ini salah satu caranya agar semua elemen yg terlibat dapat mengurangi stigma negatif penderita kusta
BalasHapuswah, informasi baru bagi saya tentang kesehatan. penting banget neh untuk terus menginformasikan info terbaru soal kesehatan yang bisa menambah khasah pengetahuan. Terima Kasih mba
BalasHapusHalo, dilarang spam yah. Maaf, kalau ada komentar tidak pantas mimin bakal langsung hapus.