Sebiru Riak Sungai : Emmeril Kahn Mumtadz
Mah,
di sini dingin. Sepi ... semua hanya air, air, dan air. Aku hanya melihat air
... biru ... sangat biru ... beriak-riak di bawah kabut beku. Di mana ini? Di
mana kalian? Di mana tanah dan dedaunan? Dingin ... sepi ... aku sendirian, Mah.
Turun naik, timbul tenggelam, ringan bagai kapas, Mah, hanyut terbawa air. Ini
di mana? Bapa di mana dirimu? Aku takut ... tiada tangan yang menggenggam,
tiada dirimu yang menjaga. Sempat sekejap kudengar suaramu memanggil ketika
wajahku tersapu udara di atas air. Tapi lagi-lagi riak nakal pusaran menarikku
hingga ke dasar bebatuan. Di manakah ini? Perjalanannya seperti takkan pernah
berhenti. Kadang-kadang kulihat gemintang di kabut malam. Pernah kucoba
melambai pada mereka, tapi tanganku terlalu kaku. Pernah pula kucoba ukir nama
kalian, tapi jemari ini ngilu dalam air. Aku begitu takut ... sepi ... sunyi
sekali di sini ... dimanakah ini? Dimanakah kalian?
Mah,
aku sendirian sekarang ... berkali-kali kucoba teriakkan nama kalian tapi hanya
sengau napas yang mengumbar di udara. Gelap, dingin, biru, dingin, berputar
terus di wajahku. Terkadang cahaya matahari menusuk retinaku yang nanar. Mataku
hanya mampu menjatuhkan pandangan di satu titik, Mah. Tempat awalku menjauh
darimu, dari kalian. Maaf, tepiannya tak sanggup kugenggam. Takdir ini
terlampau keras menarikku dari kehidupan indah bersama kalian. Mah, jiwaku
melayang di antara bebatuan ... terhempas lembut ke arah empat mata angin. Dan
masih akan tetap di sini ... menanti kedatanganmu menyelimutiku dengan airmata
bahagia.
Bapa,
kuatkanlah dia ... agar doanya hinggap di rimbunan lumut yang menyembunyikanku.
Agar doanya menyingkap kabut rahasia Ilahi yang menyekatku. Agar aku bisa
kembali ke dalam dekapannya ... agar aku bisa kembali menatap wajah kalian,
keluarga yang kurindukan ...
(monolog
sebelum A Eril ditemukan)
***
Suara
dering ponsel membuatku terjaga dari kantuk yang sangat sepulang beraktivitas
seharian. Aku meraih benda yang sengaja diletakkan di samping bantal dengan
malas.
Masih
setengah tidur aku menjawab suara di seberang sana, “Halo, apa ...” belum juga
selesai, bicaraku sudah dipotong oleh temanku.
“Yo,
anaknya Kang Emil hilang di sungai!”
Sontak
aku melompat turun dari ranjang. “Hah? Apa nih maksudnya?” sergahku kurang suka
mendengar berita tak sedap itu.
“Anak
Ridwan Kamil yang cowo hilang!”
Ulangan
kalimat yang diucapkan penuh ketegasan itu akhirnya berhasil membawaku ke alam
kesadaran penuh.
“Ih,
Kamu! Jangan bawa gosip boong dong!” ancamku kesal.
Makianku
tak dijawab olehnya. Temanku itu malah mengirimkan link berita online di badan
chat kami. Buru-buru aku meng-klik tautan tersebut. Rasa penasaran yang sangat
membuatku melalap berita dengan cepat. Aksara demi aksara aku telan, lalu
kuolah di mesin logika. Sekarang banyak berita hoax bukan? Jadi aku harus
hati-hati menelan informasi yang mencoba masuk ke otak. Tapi berita ini nyata,
bahkan setelah berulang kali berusaha menyangkal, fakta-faktanya terlalu kuat
untuk dinihilkan. Akhirnya setelah berusaha meredam ketegangan yang mendadak
menyelimuti, aku dengan berat hati meyatakan keprihatinan yang mendalam akan
kebenaran berita yang dikirimkan oleh temanku itu. Innalillahi wainnaillaihi
rojiun ... sungguh manusia tak memiliki kuasa akan apapun yang ada di dirinya,
wallahualam.
Yang Tercinta Bapak Ridwan Kamil
dan Ibu Atalia
Jujur
saya sangat mengidolakan Kang Emil dan Ibu Atalia dari pertama kali mengenal
sosok mereka berdua. Tapi jangan tanyakan pada saya silsilah keluarga mereka
atau sejarah perjalanan prestasi Kang Emil. Bagi saya, cukup mengenal mereka
berdua sebagai sosok yang sederhana, saling menyayangi, dan menghormati
kerukunan keluarga. Sosok orang tua yang hangat dan dekat dengan anak-anaknya.
Terlebih
lagi, Kang Emil dan Ibu Atalia saya masukkan ke jajaran pasangan yang bisa
dijadikan panutan. Mereka berdua sangat harmonis, saling menyayangi, dan saling
mendukung. Sebuah kombinasi relationship yang
mulai jarang saat ini. Saling dukung untuk kemajuan dan prestasi di antara
mereka berdua membuat saya mengacungkan jempol. Satu hal yang sangat saya
kagumi dari sosok Gubernur Jawa Barat dan istrinya tersebut adalah baktinya
pada keluarga, penghormatan pada Ibu. Adalah sebuah refleksi kehidupan yang
mulai memudar saat ini, di mana banyak anak yang lupa pengorbanan lahir batin
dari ibu yang mengandungnya. Termasuk saya pribadi yang semestinya banyak
belajar dari keluhuran budi dari kedua beliau ini.
Beberapa
momen spesial Kang Emil dan Ibu Atalia terekam dalam ingatan saya. Seperti
halnya kedekatan mereka dengan ketiga anaknya yang sering diunggah di media
sosial. Sebagai pekerja yang sering menggunakan media sosial, unggahan mereka
ketika sedang menghabiskan waktu bersama dengan anak-anaknya sangatlah
menghibur saya. Tapi sekali lagi jangan tanyakan pada saya tanggal lahir
anak-anak dari kedua beliau ini. Atau jangan tanyakan lulusan dari sekolah mana
saja mereka semua. Cukup yang saya ketahui adalah tawa bahagia dari anak-anak
Kang Emil dan Ibu Atalia ketika sedang bercengkerama bersama. Sebuah kehangatan
yang kerap membuat saya iri sekaligus kagum. Bahkan saya sempat mendoktrin,
andai saja semua konten yang diunggah di media sosial itu seperti hal-hal
positif yang diperlihatkan oleh keluarga Kang Emil, pastinya tidak akan ada
berita hoax dan tidak berfaedah lagi.
Eril, Camillia, Arkana, Putra dan
Putri Dari Kang Emil dan Ibu Atalia
Sungguh
sebuah berkah dan rezeki tak ternilai karena memiliki anak yang saleh dan
saleha. Putra dan putri dari Kang Emil dan Ibu Atalia selalu tampak bahagia dan
kompak. Sebagai cerminan dari kehangatan dalam keluarga dan pola asuh yang
demokratis. Menyenangkan rasanya melihat konten-konten kekompakan mereka. Sebuah
refleksi positif yang patut dicontoh dalam mendidik anak dan juga pasangan. Eril,
Camillia dan juga Arkana tumbuh menjadi pribadi yang baik dan juga hangat.
Tidak mengherankan, karena mereka dibesarkan dengan perhatian dan kasih sayang
yang berlebih.
Sangat
menyedihkan ketika saya mendapat kabar mengejutkan di malam hari dari teman
saya tersebut. Saya sampai terduduk di tepian ranjang dalam waktu lama, terdiam
dan mencoba mencerna bagian demi bagian dari berita yang saya baca. Kenapa bisa
terjadi begitu cepat? Tawa sukacita dalam sekejap berubah jadi duka yang
mendalam. Eril dinyatakan hilang di sungai Aare Swiss pada Kamis, 26 Mei 2022.
Sangat mengejutkan, dan saya hingga saat ini masih tetap berusaha mencerna
semuanya. Sungguh, manusia hanyalah pion yang tak berdaya di bidak semesta.
Takdir tertulis tak bisa dielakkan lagi, perjanjian di Laul Mahfuz telah
menagih, dan Eril harus siap menjalaninya, wallahualam.
Saya
hanya bisa berdoa dan berdoa setiap mengikuti berita perkembangan pencarian Eril.
Keyakinan saya hanya satu, Allah Maha Baik, Dia sedang ingin menguji Bapak
Ridwan Kamil sekeluarga. Allah ingin mengangkat derajat beliau lebih tinggi
lagi melalui kesabaran dan keikhlasan akan kehilangan. Saya yakin Eril sedang
‘disembunyikan’ sementara untuk menguji seberapa jauh prasangka baik seorang
hamba pada-Nya. Dan keyakinan serupa terpancar jelas dari keluarga yang
tertimpa musibah. Kang Emil dan keluarga terlihat jelas kepasrahan dan
keikhlasannya, Masyaallah, saya makin kagum kepada beliau dan keluarganya. Saya
yakin kehilangan besar ini akan diganti dengan yang lebih besar lagi
kebaikannya, sesuai dengan tingkat kesabaran dan keikhlasannya, wallahualam.
Sebiru Riak Sungai (14-06-2022)
Masyaallah,
ini yang selalu saya yakini dalam menjalani kehidupan. Setiap kejadian di
keseharian telah langit tentukan alurnya, demikian juga dengan tulisan, selalu
ada jalur takdirnya. Tiba-tiba saja kabar menggembirakan muncul setelah saya
endapkan tulisan ini. Sebuah proses tafakur yang membuat saya makin sadar bahwa
manusia tidaklah memiliki kuasa apapun jua.
Saya
selalu yakin, prasangka baik pada Sang Pencipta pasti akan berakhir baik. Pun
dalam hal hilangnya Eril di sungai Aare. Setelah hilang selama 12 hari, Eril
ditemukan di Bendungan Engehalde, sekitar 5 kilometer dari lokasi hilang. Hanya
senyum yang bisa terumbar dari rasa senang yang saya rasakan. Bersamaan pula
dengan syukur yang dikumandangkan orang-orang yang turut simpati dan prihatin
dengan kejadian ini.
“Insyaallah
ditemukan,” ucapku pada teman kala itu.
Temanku
terdiam sesaat, “Ko yakin Banget?” tanyanya penasaran.
Saya
tidak menjawab, hanya tersenyum, persis seperti senyuman pada saat berita Eril
ditemukan. Allah itu Maha Baik, dan Dia menjawab semua prasangka hamba-Nya.
Saya yakin, ini adalah cara Allah meninggikan derajat Kang Emil sekeluarga, pun
akan tergantikan dukanya dengan bahagia yang tak diduga. Kemudian saya terkejut
sendiri dengan keyakinan tersebut setelah mengikuti perjalanan Eril hingga
kembali ke Indonesia.
Jutaan
orang yang bersimpati melantunkan doa-doa di udara mengharumkan nama Eril dan
keluarga. Saya menangis ketika mendengar perkataan Ibu Atalia tentang undangan
naik haji dari kerajaan Arab Saudi, Subhanallah. Belum lagi berbagai amalan
kebaikan Eril yang kemudian dibuka oleh orang-orang yang mengetahui. Terjawab
sudah pernyataan keyakinan saya pada teman waktu jasad Eril ditemukan dalam
keadaan utuh.
“Kamu
tau kalo Eril ditemukan dalam keadaan utuh?” tanyaku padanya.
“Iya,
indikasinya karena air sungai yang dingin dan minim fauna katanya.”
“Menurutku
sih karena Eril punya amalan yang dirahasiakan,” timpalku ringan.
Keyakinan
saya tersebut karena dilatarbelakangi keluarga Kang Emil yang taat beribadah.
Amalan yang disukai langit insyaallah mengharumkan yang melakukannya,
wallahualam. Seperti juga saat ini nama Eril yang harum hingga ke mancanegara.
Saya terharu ketika mengikuti proses pulangnya Eril ke Indonesia hingga
pemakamannya di Cimaung. Begitu banyak orang yang menanti, mengiringi dan
mendoakan Eril. Allah mengangkat derajat Eril beserta keluarga yang
ditinggalkan.
Hilang
... saya mendapatkan pelajaran berharga melalu tafakur mendalam berhari-hari
seraya mengikuti perkembangan berita hilangnya Eril. Betapa ke-AKU-an sebagai
manusia melesap begitu saja seiring terjadinya peristiwa ini. Saya yang bukan
siapa-siapa ini serasa meleleh dalam penghambaan pada Sang Pencipta. Pun saya
melihat pula pada keluarga yang ditinggalkan. Hilang telah membuat yang ditinggalkan
melepas ego manusia dan beralih jadi ikhlas. Ikhlas pada ketentuan langit,
ikhlas pada takdir yang telah tertulis, ikhlas untuk tidak menyalahkan. Dan ini
adalah makna hilang terdalam yang pernah saya rasakan. Betapa hilang telah
membuat semua orang ‘hilang’ dalam kesadaran sebagai makhluk tak berdaya di
bawah ketentuan langit.
Peristiwa
ini justru menjadi jalan bagi Allah untuk menunjukkan pada semua orang bahwa
Kang Emil, Ibu Atalia beserta anak-anaknya patut dijadikan panutan. Saya takkan
pernah bisa menyangkal begitu kagum pada mereka dari pandangan pertama. Salah satu
ciri pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dicintai rakyatnya. Saya melihat
peristiwa ini Allah jadikan jalan untuk memperlihatkan kemuliaan kepribadian
orang-orang yang ditinggalkan. Yang terhormat Pak RK dan Ibu Atalia, saya
ucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas kehilangan ini. Beribu pelukan
dan berjuta doa takkan pernah bisa meluruhkan duka Anda berdua, namun sungguh
ini adalah hilang yang indah. Dan saya yakin Kang Emil dan Ibu Atalia paham
dengan apa yang saya maksudkan. Al Fatihan untuk A Eril, insyaallah beliau tenang
dan bahagia diiringi jutaan doa dari kami. Pun semoga keluarga yang
ditinggalkan diberi kekuatan, aamiin.
(Di
awal gelap dalam dingin rincik hujan)
Sumber foto : foto Google
14 Komentar
Betul, Kak. Ada amalam yang tidak pernah kita ketahui dari Eril. Hingga begitu banyak orang yang menunggu kehadirannya. Bahkan keikhlasan dari keluarga juga adalah pelajaran yang luar biasa
BalasHapusBuat saya, kepergian beliau membawa kesedihan sekaligus kekaguman. Kagum dengan cara kedua orangtuanya mendidiknya jadi anak yg Sholeh meski ditengah kesibukan luar biasa.
BalasHapusSemoga beliau Husnul khatimah dan keluarga yang ditinggalkan tetap tabah.
Kebaikan Eril akan selalu dikenang, ketabahan pak RK dan bu Atalia juga akan selalu terkenang ya Kak. Semoga Eril ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah.
BalasHapusAku masih aja mewek disetiap pembahasan eril. Padahal tidak pernah bertemu, beda provinsi juga. Tapi kepergian beliau menyadarkan bahwa ia sungguh dicintai banyaknya orang
BalasHapusTernyata kita sama aja ya, pas dengar berita ini berharap semua itu nihil. Nah tiap melihat medsos yg muncul selalu berdoa klo ada berita sudah ditemukan. Tapi benar setiap pulang dgn amal yg diberinya di dunia..
BalasHapusIdola baru yang layak dijadikan contoh bagi anak muda. Sholeh tapi tetap gaul. Tenang disisiNya ya Aa Eril
BalasHapusKeluarga mereka menjadi panutan saat menghadapi kehilangan. Anak yang digadang-gadang ambil master di Swiss ternyata takdir berhendak ia 'berpulang.'
BalasHapusKak aku ngikutin bgt ini berita a eril. Allah menggerakkan jutaan manusia untuk mendo'akan kepergiannya Masha Allah. Jd pembelajan kita yg masih hidup untuk berbuat kebaikan dalam diam, dan stay humble. Bahkan ak masih suka berlinang kalau baca atau denger beritanya.
BalasHapusAku percaya amalan Eril pasti sangat banyak makanya semua orang ikut mendoakan. Sayangnya, semasa hidup kita semua kurang mengenal sosoknya, dan justru malah baru mengenalnya saat almarhum sudah tiada :")
BalasHapusInnalillahi wa inna ilaihi rojiun. Masih terharu ngedenger soal Eril ini, dan banyak yg sedih juga. Kalau orang baik pasti banyak yg sayang. Kebetulan pas kemarin tempat pemakamannya deket rumah, banyak banget yg ikut nganter dan ngedoain. Semoga segala amalan Eril diterima.
BalasHapusmelihat bagaimana Tuhan bekerja untuk keselamatan Eril. ketika ditemukan dalam keadaan utuh dan wangi. benar-benar menjadi inspirasi dunia.
BalasHapusKalau saya mengikuti saat-saat itu, insyaAllah Eril mendapat tempat terbaik di surganya Allah, kak. Kemungkinan banyak amalan tersembunyi, karena itulah Allah akan menyukainya. Aamiin.
BalasHapusRahasia amal ibadah memang tiada yang tahu, tapi jadi inspirasi untuk kita agar selalu berbuat kebajikan. Yukk semangat Fastabiqul khairat
BalasHapusTerima kasih kak sudah berbagi kisah semoga kita bisa memetik pelajaran dari apapun yang pernah terjadi
BalasHapusHalo, dilarang spam yah. Maaf, kalau ada komentar tidak pantas mimin bakal langsung hapus.