Waspada, Kejahatan Siber Mengintai!
Jadilah Nasabah Bijak Bersama BRI
Semakin
canggih teknologi, semakin marak juga penipuan, setuju tidak? Coba lihat saja,
hampir setiap hari ada saja kasus kejahatan siber. Seperti kasus pencurian akun
media sosial, atau akun WhatsApp yang tiba-tiba berpindah tangan. Belum lagi
kejadian mereka yang dimanipulasi lewat telepon hingga membocorkan data
pribadinya sendiri. Pokoknya, sangat mengerikan menurut saya. Oleh karena itu,
disinilah kita harus mampu melindungi diri dari berbagai modus kejahatan. Salah
satunya dengan belajar menjadi nasabah
bijak.
Ada Apa Dengan Kejahatan Siber?
Kejahatan
siber atau cyber crime adalah jenis
kejahatan dunia maya. Jenis kejahatan ini semakin menjadi-jadi saja saat ini. Seiring
dengan berubahnya pola hidup masyarakat yang makin modern dan serba online. Tentu
saja hal ini tidak bisa dibiarkan. Karena sasarannya bisa menyerang tua dan
muda, bahkan anak-anak. Seperti yang kita ketahui, Gen Z sangat tergantung pada
internet. Hampir seluruh aktivitasnya serba internet dan online. Karena itu,
anak-anak juga harus diawasi sekaligus diedukasi tentang cyber crime.
Jenis-jenis kejahatan
siber
Kejahatan
siber adalah tindakan melanggar hukum yang dilakukan dengan menggunakan
teknologi komputer dan internet. Mengenai cyber
crime ini sudah diatur dalam Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik (UU ITE). Adapun jenis-jenis kejahatan siber ini lumayan banyak
macamnya, seperti;
- Mengirim link dan email palsu
- Memakai data kartu kredit curian
- Penipuan online menggunakan data pribadi korban
- Penipuan menggunakan kartu SIM yang sudah tidak dipakai
- Peretasan situs dan email
- Pencurian data kartu debit dan kredit
- Pencurian kode OTP
- Pemalsuan data melalui internet
- Menjiplak situs milik orang lain.
See, banyak
sekali bukan modus kejahatan siber itu? Bagaiman kita bisa membentengi diri dan
keluarga dari serangan sebanyak itu di zaman serba internet sekarang ini? Tidak
mungkin juga kita mengawasi seluruh anggota keluarga terus menerus. Menurut
saya, salah satu cara paling ampuh adalah dengan edukasi tentang cyber crime itu sendiri. Edukasi bisa
dilakukan dengan mengambil contoh dari kejadian sekitar kita. Toh, selalu saja ada kasus bermodus
kejahatan siber. Contoh mudahnya saja, SMS menang hadiah uang hingga jutaan. Modus
kejahatan ini yang paling sering saya temui sehari-hari, dan bisa dijadikan
bahan edukasi tentang kejahatan siber.
Beruntungnya,
BRI sebagai bank tertua dan terbesar di Indonesia telah menyadari hal tersebut.
Tindakan nyata bank BUMN ini adalah melalui pengadaan Penyuluh Digital. Program ini bertujuan meningkatkan pelayanan
sekaligus edukasi pada para nasabah.
Penyuluh Digital
Penyuluh
digital merupakan program BRI yang diadakan untuk mendampingi nasabah pada saat
mengakses layanan digital. Kelengkapan layanan digital dari BRI seperti BRImo,
BRISPOT, Agen BRILink, dan BRIAPI perlu diimbangi dengan kesiapan nasabah yang melek digital. Melek digital di sini selain paham penggunaan layanan digital, juga
telah teredukasi tentang kemungkinan adanya cyber
crime.
Tugas Penyuluh Digital
Ada
tiga tugas Penyuluh Digital ;
Pertama,
mengajak serta mengedukasi masyarakat yang belum paham layanan digital
perbankan. Diharapkan masyarakat bisa menggunakan layanan digital dengan aman
setelah teredukasi.
Kedua,
mengajari masyarakat untuk bertransaksi secara digital.
Ketiga,
mensosialisasikan dan mengajari masyarakat agar mengamankan rekeningnya dari
kejahatan digital.
Korban Kejahatan Siber
Tidak
perlu jauh-jauh, saya juga pernah jadi korban kejahatan siber. Diawali dari
sebuah chat di WhatsApp,
Penipu
: “Tolong kirimkan SMS berisi kode, Mbak.”
Saya
: “Maaf, SMS apa, yah?” (waktu itu memang tidak ada SMS)
Penipu
: “Yang saya kirim. Saya salah nomor.”
Menganggap
chat itu adalah lelucon, saya pun mengabaikannya. Eh, tapi si penipu malah
nekat menelepon. Lalu dengan cerdasnya memanipulasi saya, seolah-olah saya
menyembunyikan SMS tersebut. Kami pun adu mulut di telepon.
Saya
: “Jangan macam-macam, yah, Pak. Mana mungkin saya menyembunyikan SMS. Mau
diancam dilaporkan, dibawa ke pengadilan juga, saya berani. Karena memang tidak
ada SMS (saya diteror, diancam, dicaci, dsb). “Tunggu sebentar! Ini baru masuk
nih SMS-nya!” (tiba-tiba ada SMS masuk berisi kode. Karena ingin menunjukkan
dari tadi tidak berbohong, saya pun spontan mengirimkan SMS itu pada si
penipu).
Penipu
: “Baik, terima kasih, Mbak.”
Tak
lama kemudian, akun WhatsApp saya pun raib. Panik tentu saja. Saya langsung
kontak teman-teman dekat. Ternyata nomor saya digunakan untuk menipu. Meminjam uang
dan lainnya. Saya pun langsung kontak bank untuk konfirmasi pencurian akun ini.
Bank BRI merespon cepat dengan menutup akun BRIMO sesuai permintaan saya. Beruntung
saya cepat bertindak jadi tidak ada korban. Kejadian ini membuat saya tidak
percaya dengan aktivitas online, terutama yang berhubungan dengan data dan
kode. Saya kemudian baru tahu kalau kejahatan siber model seperti ini
disebut dengan social engineering.
Social engineering adalah ....
Social Engineering merupakan tindakan kejahatan dengan upaya memanipulasi korban agara menyerahkan data pribadinya secara sukarela (tanpa sadar). Mengerikan bukan? Jujur, banyaknya modus penipuan membuat saya mendoktrin diri sendiri untuk belajar jadi nasabah bijak. Menurut saya caranya juga mudah saja, dan dimulai dari hal yang kecil.
Tips Tamengi Diri Dari Kejahatan
Siber
Saya
berpendapat, kejahatan siber akan tertanggulangi jika kita semua waspada dan
sadar. Dalam artian, paham dengan berbagai macam modus penipuan internet. Kita bisa
memulainya dengan mengubah aktivitas perbankan selama ini. Contohnya seperti
beberapa hal yang biasa saya lakukan ini:
- Transaksi tarik dan setor tunai di ATM yang berdampingan dengan bank-nya
- Mengganti nomor PIN secara berkala
- Tidak tarik atau setor tunai di jam-jam sepi
- Tidak memberikan data pribadi secara online
- Tidak memberikan data perbankan secara online
- Mengabaikan SMS, chat, email, yang berisi link mencurigakan
- Mengabaikan informasi pemenang hadiah atau undian yang didapat secara online
- Apabila penasaran, memilih untuk konfirmasi ke bank langsung secara offline
- Memilih bertanya offline ketika mendapat informasi terkait layanan bank secara online
Biar
saja sedikit repot atau dibilang kudet, yang
terpenting saya selamat dari modus kejahatan siber. BRI memahami benar apa yang dibutuhkan nasabah. Oleh karena itu,
selalu berusaha memberikan yang terbaik. Termasuk di dalamnya memberikan
informasi penggunaan layanan digital perbankan yang safety. Sekaligus juga memfasilitasi nasabah dengan edukasi
mengenai jenis dan modus kejahatan siber. Semoga kita semua dapat mendukung
upaya ini, dan mulai belajar untuk menamengi diri dari berbagai kejahatan
internet.
15 Komentar
Semoga kita selalu dalam lindungan sehingga terbebas dari penipuan BRI.
BalasHapusYa ampun mba smpe ada istilah social engenering ya dan dampaknya besar karena data bisa raib. Hiks penipuan online memang kudu diberantas
BalasHapusKeren banget nih BRI, menyiapkan penyuluh digital dengan tujuan untuk mengedukasi masyarakat dari kejahatan siber yang menghantui. Semoga program sosialisasi ini berjalan kontinyu dan merata k berbagai wilayah sehingga kita bisa terhindar dai kejahatan siber yang merugikan.
BalasHapusPenting banget sosialisasi penipuan ala soceng begini. Karena sekarang makin marak terjadi seiring apa-apa serba aplikasi dan digital.
BalasHapusWah harus aware sih dengan segala kejahatan siber yang sekarang makin pinter aja ngambil modus ini itu!
BalasHapusJaman sekarang ya, kudu ekstra hati-hati terhadap kejahatan cyber yang sudah merajalela. Dan hal-hal kayak gini kudu disebarluaskan.
BalasHapusngeri banget yaa kejahatan siber ini. kita sebagai nasabah bijak mesti berhati-hati agar gak jadi korban penjahat siber ini
BalasHapusMakasih banyak... sudan berbagi tentang ini kak. Ini lo beneran bermanfaat ini. Kejahatan cyber ini bener2 mengkhawatirkan
BalasHapusUwak saya pernah dihubungi seseorang yang mengaku dari BRI yang akan transfer hadiah undian. Tak hilang akal, beliau langsung ke kantor BRI daerah kami yg memang hanya berselang 4 ruko. Tapi yang jaraknya jauh bisa langsung hubungi call center resmi ya
BalasHapusSerem banget kejahatan siber salah satunya yang sedang heboh sekarang modus soceng ini ya mbak. Emang sudah seharusnya kita selalu waspada.
BalasHapusSekarang modus kejahatan perbankan ada aja ya jenisnya. Nasabah harus super waspada dan aware sama berbagai penawaran dan informasi yangbelum jelas sumbernya dari mana.
BalasHapusDulu saya pernah hampir ketipu modus OTP. Jadi penipu tersebut meminta screenshoot rekening tabungan saya yang terakhir. Untung saja saya curiga, dan nomor saya langsung di blok karena ketahuan menipu.
BalasHapusKejahatan siber memang harus diwaspadai. Kadang menyerang orang tua yang kurang paham hingga bisa terjadi penipuan. Kadang kurang bijak atau lalai pun bikin kita salah langkah.
BalasHapusKejahatan cyber semakin marak
BalasHapusKita harus selalu waspada menjadi nasabah bijak agar tidak menjadi korban
kalau aku biasanya sy kerjain dulu mbak orangnya, bikin jengkel biar kapok orangnya, dulu sih aku ladeni, kejahatan siber model apapun kudu diwaspadai memang
BalasHapusHalo, dilarang spam yah. Maaf, kalau ada komentar tidak pantas mimin bakal langsung hapus.