Wisata
Religi Dadakan Ke Sunan Ampel
Gimana
sih rasanya wisata dadakan? Kalau aku emang dasarnya suka gabut, tiba-tiba saja ingin pergi ke sana-sini. Seperti minggu
kemarin terulang lagi. Ketika terbangun di waktu subuh, muncul begitu saja keinginan
ziarah ke Sunan Ampel. Bisa jadi keinginan itu muncul sebagai cerminan
kegelisahanku sendiri. Masa sudah seumur ini masih juga belum melakukan hal
yang berguna? Jadilah minggu kemarin aku berangkat ke Surabaya. Tepatnya pada
hari Jumat pagi.
Tidak
disangka-sangka kegabutan itu membawa
berkah. Ketika sampai di Surabaya aku mendapat info dari suami kalau Jumat
malam pasti ramai di mesjid Sunan Ampel. Sama sekali aku tidak ingat kalau
besoknya itu Maulid Nabi. Aku ngehnya
cuma hari libur doang Sabtu itu.
Akhirnya kami berdua sepakat untuk mengunjungi mesjid setelah pulang kerja.
Aneh yah, bisa begitu? Semua serba mendadak dan ternyata malah terjadi di hari
Maulid Nabi. Yah, aku pikir ini hadiah langit hingga diberi kesadaran untuk
ziarah.
Lokasi Sunan Ampel
Awalnya
niat ziarah sendirian ternyata suami malah ngekor.
Jujur aku tahunya Sunan Ampel itu letaknya di Surabaya doang. Setelah ngulik maps
pun tetap saja masih belum paham rute dan cara ke sana. Akhirnya sambil
menunggu suami aku berinisiatif bertanya. Mesjid dan makan Sunan Ampel ternyata
terletak di Jalan Nyamplungan, Ampel, Kecamatan Semampir, Surabaya. Untuk yang
mengendarai kendaraan pribadi tinggal mengikuti rute di maps saja. Karena aku
berangkat ala backpacker, jadinya
harus mencari sumber informasi yang akurat. Nggak
mau dong sampe nyasar nantinya hehe.
Alhamdulilah
banyak orang yang membantu. Ziarah ke Sunan Ampel menggunakan angkutan umum
ternyata tidak ribet. Bisa memilih juga antara naik angkot atau naik bus. Untuk
yang ingin naik angkot dari terminal Bungurasih bisa memilih jurusan Wonokromo.
Kemarin sih tarifnya dipatok 10 ribu
sama supirnya. Dan nanti harus ganti angkot lagi katanya di RSI Surabaya. Kalau
aku sih memilih naik bus, walaupun
nantinya harus jalan kaki atau naik becak ke Sunan Ampel. Setelah ngorek-ngorek
informasi dari tukang parkir akhirnya kutahu kalau bisa naik bus P5 ke Sunan
Ampel.
Bus
P5 kata beliau jalannya lewat tol. Atau juga bisa naik bus Kupang. Jangan tanya
kenapa dinamai Kupang hehe ... kayaknya enggak ke kota Kupang juga jurusannya.
Berdasarkan cerita si tukang parkir, bus P5 pasti ada kalau masih jam 5 sore.
Lega juga sih mendengarnya, soalnya
harus menunggu suami pulang kerja dulu.
“Bayarnya
berapa, Mas?” tanyaku polos (maklum bacpacker
dengan biaya minim hehe).
“10
ribu aja, Mbak. Bus Kupang juga sama 10 ribu. Nanti turun di JMP (Jembatan
Merah Plaza). Tahu nggak JMP?”
Spontan
aku menggeleng. Kupikir waktu itu memang jembatannya warna merah jadi dinamai
JMP. Si tukang parkir menjelaskan kalau bus P5 pasti berhenti di JMP. Nanti
dari tempat itu bisa jalan kaki atau naik becak. Kalau kata bapak yang di
mesjid sih mau jalan kaki juga seru.
Soalnya di daerahnya banyak bangunan tua, jadi bisa sekalian foto-foto.
Kayaknya seru juga kalau jalan kaki sambil menikmati pemandangan
bangunan-bangunan tua.
Rute ke Sunan Ampel
Jujur
aku nggak begitu hapal rute yang dilalui. Tapi karena kita naik bus P5, berarti
rute yang diambil berdasarkan jalan yang dilalui bus saja. Seingatku, jalan tol
yang dilalui juga cukup panjang. Sepanjang perjalanan banyak gedung yang
menarik perhatianku. Waktu yang ditempuh waktu itu sekitar satu jam kurang
karena jalanan cukup padat. Tiba di JMP, penumpang dalam bus sudah tidak ada
selain kami berdua. Penumpang lainnya memang kebanyakan bertujuan ke Perak.
Sekitar
pukul 18.30 kami turun dari bus. Jujur aku terpesona sama suasana sekitar JMP.
Berasa flashback waktu di Malioboro,
ketika menyusuri trotoarnya. Pas turun dari bus sedikit bingung juga karena ini
benar-benar kali pertamaku ke Sunan Ampel. Di tempat pemberhentian bus ada
penjual camilan dan juga minuman. Ada juga becak dan ojeg. Hanya saja aku tidak
sempat menawar becak atau pun ojek. Kalau kata si tukang bakso sih tiap penumpang ditarik sekitar 15-20
ribu. Demi menghemat biaya jalan, kami memutuskan menggunakan ojek online.
Beruntung sekali kami bisa naik ojek mobil dengan harga 17 ribu saja.
Buat
kalian yang ingin jalan kaki juga bisa saja. Jarak dari JMP ke Sunan Ampel
sekitar 2,5 kilo berdasarkan maps.
Sebenarnya sedikit menyesal juga karena naik ojek mobil. Karena setiap Jumat
dan Sabtu malam ada acara di China Town, tak jauh dari JMP. Aku sempat melihat
juga dari dalam kendaraan. Meriah sekali acaranya, terutama lampion-lampion,
warna merahnya terlihat cantik di suasana malam. Sayang aku lupa mengabadikannya
dalam foto. Aku sarankan merancang kunjungan di malam penuh lampion tersebut
untuk kalian yang punya rencana jalan kaki dari JMP ke mesjid. Biar sekalian
bisa berkeliling juga di China Town. Oh, ya. Jembatan Merah Plaza itu ternyata mall, dan bukan jembatan berwarna merah
seperti perkiraanku sebelumnya.
Wisata Religi Sunan Ampel
Tak
lama berkendaraan, tahu-tahu kami sudah sampai di tempat wisata religi Sunan
Ampel. Ada sebuah gang yang harus kami susuri
sebelum sampai ke masjid. Di kanan kiri gang tersebut banyak terdapat
toko dan penjual. Bermacam-macam barang dagangan yang ditawarkan. Seperti
oleh-oleh berupa peci, pakaian muslim, tasbih, dan masih banyak macam lainnya.
Penjaja makanan juga banyak. Rata-rata mereka menawarkan roti maryam, dawet, kebab,
dan berbagai macam camilan. Untung waktu ziarah kemarin bisa tahan godaan
jadinya nggak belanja macam-macam. Kalau nggak bisa jebol budget yang sudah direncanakan. Maklum namanya juga tempat wisata,
pasti harganya lebih tinggi dari yang seharusnya.
banyak toko oleh-oleh dan pejual makanan |
Masjid Sunan Ampel
Di
dalam komplek wisata terdapat masjid Sunan Ampel. Aku tak sempat mencari
informasi tentang sejarah mesjid ini. Karena pada waktu itu bertepatan dengan
Maulid Nabi, jadinya ramai sekali. Sekilas tak ada yang istimewa dengan masjid
ini apabila dilihat dari luar. Coba kamu tengok bagian dalamnya seperti yang
aku lakukan kemarin. Dan benar-benar di luar dugaan, masjidnya luas sekali.
Arsitekturnya sederhana dengan kayu-kayu warna coklat. Berasa sekali nuansa
zaman dulunya begitu masuk ke dalam masjid.
bagian dalam masjid Sunan Ampel |
Makam Sunan Ampel
Setelah
masjid, kita akan menyusuri jalan menuju makam Sunan Ampel. Komplek
pemakamannya ternyata lumayan luas, dan kemarin tidak sempat menjelajah seluruh
area. Di komplek makam tersedia deretan gentong air. Tadinya kupikir hiasan.
Ternyata berisi air yang bening sekali, dan rasanya menyegarkan ketika diminum.
Pada setiap gentong disediakan gelas untuk minum.
airnya bening dan segar rasanya |
Setelah minum air dari gentong aku langsung menuju makam. Kupikir makamnya itu hanya satu. Tapi ternyata di lantai yang aku injak pun dipenuhi makam-makam. Makam Sunan Ampel sendiri diberi pagar tinggi di sekelilingnya. Jadi yang ingin berdoa cukup duduk melingkari makamnya. Di tempat ini juga sudah disediakan buku-buku doa. Karena waktu kemarin itu Maulid Nabi, yang berdoa pun banyak sekali. Senang sekali bisa melantunkan zikir dan doa bersama-sama.
makam Sunan Ampel |
Fasilitas
Sebagai
tempat wisata, Sunan Ampel dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap. Untuk
masalah makan jelas tak perlu bingung. Di tempat ini banyak penjaja makanan dan
beraneka ragam menunya. Ada pula toko dan minimarket untuk pengunjung yang
membutuhkan perlengkapan sehari-hari. Selain itu, toilet yang tersedia juga
bersih plus luas. Airnya juga lancar dan banyak. Untuk peziarah wanita
disediakan juga musala di samping masjid. Musala ini juga biasa digunakan
sebagai tempat istirahat oleh para pengunjung wanita.
Yang
menarik dari komplek wisata Sunan Ampel ini adalah tempat wudu yang berbentuk
lingkaran di dekat mesjid. Umumnya tempat wudu ini digunakan pengunjung pria
karena tempatnya terbuka. Untuk kalian yang ingin membeli oleh-oleh juga di
tempat ini banyak sekali pilihan. Ada dua gang yang bisa kalian ekplorasi untuk
mencari oleh-oleh yang unik dan cantik. Yang pertama adalah gang pintu masuk
utama, sedangkan gang kedua ada di dekat tempat wudu yang melingkar. Menurutku,
jenis dan macam oleh-oleh lebih lengkap di gang kedua ini.
Secara
keseluruhan, komplek wisata Sunan Ampel ini pengelolaannya sangat baik.
Terlihat dari kebersihan lingkungan yang sangat dijaga. Sama sekali aku tidak
melihat ada sampah yang tercecer. Ditambah pula dengan adanya kesadaran dari
pengunjung untuk menjaga kelestarian tempat wisata ini.
Senang
sekali rasanya karena kegabutanku
menghasilkan pengalaman baru. Ternyata wisata dadakan itu rasanya lebih seru
dari yang direncanakan hehe. Berasa sekali perjuangan mencari informasi sekaligus
usaha agar tidak kesasar di jalan. Lain waktu, apabila ada kesempatan, pasti
berkunjung lagi ke Sunan Ampel. Rencananya sih
mau ngulik sejarah masjid dan makam
dari Sunan Ampel. Semoga terwujud, aamiin.
18 Komentar
Saya tertarik dengan suasana di Masjidnya yang makin kita paham bahwa di area masjid tak hanya sekedar tempat untuk ibadah pribadi saja. Bahkan bisa dimanfaatkan untuk kegiatan yang bersifat kemandirian dan kemajuan ekonomi warga sekitar, ya.
BalasHapusiya betul mbak
HapusDuh padahal sudah bertahun-tahun tinggal di Surabaya tapi belum pernah berkunjung ke Ampel. Baca artikel ini jadi makin pengen ke sana. Apalagi secara garis besar sudah tahu lokasinya seperti apa, jadi kemungkinan bingung atau nyasar juga sedikit.
BalasHapusayo mba kita barengan
HapusDuh jadi kangen wisata religi mengunjungi makam makan Wali. Dulu saya sellau ikut wisata religi Wali Songo. Terakhir kali saat hamil 7 bulan. Alhamdulillah banyak wasilah dan manfaat
BalasHapusalhamdulilah
Hapuskegabutan membawa berkah ahaha. aku belum pernah berkunjung ke sana, jadi penasaran juga jadnya mbak
BalasHapusayoo mbak
HapusJadi sekalian healing plus wisata religi yaa Mba.. Aku pun senang melalang buana begini, tpi memang sblmnya mesti nyari infonya biar gak tersesat gitu saat bepergian ke sananya
BalasHapusJadi pengen juga nih ziarah dadakan ke Sunan Ampel.Dari reviewnya lokasinya menarik dan mudah diakses,cussss kita mlaku mlaku neng Ampel ....
BalasHapusayo ayo kak
HapusTempat wudu nya memang unik gitu yaa, berbentuk lingkaran dan posisinya pas banget di dekat mesjid
BalasHapusWisata ini terkenal lho. Biasanya ada komunitas tourism anak muda, yang suka ajak orang-orang asing untuk diperkenalkan budaya di Surabaya. Salah satu destinasinya ya tempat ini. Ada banyak kuliner menarik juga, biasanya makanan yang ada khas Arabnya.
BalasHapusiya betul sekali mbak
HapusJadi mupeng bisa ziarah masjid seperti ini.
BalasHapusSambil menelusuri jejak sejarah, menikmati pemandangan lampion dan lainnya itu jadi satu kesatuan pengalaman menyenangkan.
Wah seru sekali mbak. Aku belum pernah ke Masjid Sunan Ampel meskipun sering dengar dan beberapa kali melihat di tv. Ternyata luas sekali ya
BalasHapusMeski dakakan, seru juga ya mbak bisa wisata religi di makam sunan Ampel
BalasHapusKalau kesini mampir ke jalan Sasak mbak
Mencoba beragam kuliner timur tengah yang enak
Semoga bisa ke sini suatu saat nanti ya karena wisata religi memang sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sikpa religius kita masing-masing
BalasHapusHalo, dilarang spam yah. Maaf, kalau ada komentar tidak pantas mimin bakal langsung hapus.