Miracle in Cell No 7 : Keajaiban Pasti Ada Dimanapun Kau Berada
Ngopibareng.id |
Terlalu indah dilupakan
Terlalu sedih dikenangkan
Setelah aku jauh berjalan
Dan kau kutinggalkan
Betapa hatiku bersedih
Mengenang kasih dan sayangmu
...
(Andaikan Kau Datang Kembali - Andmesh)
Lirik-lirik indah yang dinyanyikan Andmesh ini pasti sudah tak asing lagi. Soundtrack dari film "Miracle in Cell No 7" versi Indonesia ini memang sangat menyentuh hati. Jujur aku sering sekali memutarnya ketika ingat Papa dan juga adikku yang sudah tiada. Memang benar, yang menyesakkan dari perpisahan bukan tentang takkan ada kata temu lagi, tapi tentang kenangan yang berputar di ingatan. Menikmati kenangan memang menyesakkan, tapi sangat membantu untuk menyembuhkan hati daripada dengan sengaja melupakannya.
Membiarkan airmata meleleh sepuas dirinya terasa sangat meringankan hati. Tak ada salahnya apabila hati dibiarkan mengungkapkan segala rasa yang dipendam, biarkan saja apa adanya, dan pasti setelah selesai akan merasa sangat lega. Seperti tadi malam ketika semua rasa mulai berkumpul dan berunjuk rasa ingin dibuncahkan. Aku akhirnya menyerah, lalu membuka gerbang tebal nan tinggi, membiarkan seluruh bah airmata berkeliaran di padang rumput. Biar saja tiap tetesannya basahi tanah dan dedaunan. Asalkan setelah puas bermain dengan duka ia berikan harapan baru pada mereka agar tanahnya lebih subur dan daunnya lebih hijau. Seperti itulah ketika telah selesai, akan ada kelegaan dan sudut kosong yang sudah siap untuk diisi dengan bahagia dan harapan.
Miracle in Cell No 7
Kemudian tadi malam aku pun mulai iseng mencari filmnya di Youtube. Walaupun sering memutar lagunya tapi belum sempat menonton filmnya hingga tadi malam. Ketika mengetikkan keyword ternyata yang muncul malah versi film Turki. Padahal tadinya ingin menonton yang versi Indonesia. Karena terpengaruh galau jadinya malah menonton Turkey version.
Dilatarbelakangi pemerintahan Turki periode 1980-an kisah Memo dan putrinya Ova berhasil membuat unsur bawang memenuhi ruangan kamarku. Pesona scene demi scene yang penuh pemandangan indah di film ini berhasil memenuhi segala ekspektasiku tentang surga dunia. Ya, Tuhan andai aku juga punya rumah di perbukitan, dan di tepi laut juga seperti yang ada di filmnya. Turki seindah itukah? Pertanyaan tersebut mengiringi mataku yang lapar dengan keingintahuan. Akting polos Aras Bulut alias Memo dan keluguan Nisa Aksongur alias Ova makin membuat mataku terhipnotis.
This is a beautiful movie! Apakah versi asli Korea-nya juga seperti ini? Setahuku film Korea ini memang diadaptasi ke beberapa versi termasuk versi Indonesia. Ada yang mengatakan juga jika versi Turki inilah yang terbaik. Terutama dengan adanya ending yang bernuansa plot twist. Sangat berbeda dengan ending dari versi asli Korea. Akhir cerita dari film Turki ini berhasil mengelabuiku, bawangnya sampai berkilo-kilo! Mengharukan, penggambaran ketulusan, rasa terima kasih serta kesetiaan yang patut diacungkan jempol. Skenario yang indah! Dan sangat berhasil mengalihkan perhatianku dari skenario buruk yang diciptakan secara sengaja untuk mengganggu kedamaian di kehidupan nyata.
Ova dan Seda
Akting Aras Bulut sangat totalitas menurutku. Jadi sulit membedakan apa dia itu hanya akting atau benar-benar penyandang disabilitas saking menjiwai karakternya. Film ini juga sebenarnya mewakili keresahan perlakuan tidak adil pada para penyandang disabilitas seperti Memo. Sedih banget sewaktu Memo dihina dan ditertawakan, bahkan oleh teman sekolah Ova sekalipun. Mirisnya, Memo yang tak paham hanya ikut tertawa-tawa juga ketika dipermainkan oleh mereka. Kasihan Ova menurutku, dia tak mengerti kenapa Memo tak seperti ayah yang lain. Hebatnya, Nenek berhasil membuat Ova gembira dengan mengatakan jika Memo itu spesial, Memo itu spesial karena dia seumuran dengan Ova, begitu kira-kira yang diucapkan Nenek untuk menghibur Ova.
Trenyuh juga melihat menyaksikan akting Ova dan Seda. Dua gadis cilik dengan latar belakang keluarga berbeda. Di film ini aku menangkap kalau Seda sebenarnya iri dengan kehangatan hubungan antara Memo dan Ova. Bagaimana aku bisa tahu? Coba tonton filmya, kalau jeli pasti bisa menangkap adegan yang kumaksud. Ova tinggal di rumah sederhana sedangkan Seda putri dari seorang letnan kolonel yang kaya. Namun rumah Ova dan kehidupannya terasa begitu indah dan lebih hidup dibanding Seda. Paham kan dengan apa yang kumaksud? Rumah Ova terasa hangat karena ketulusan hati orang-orang yang mendiaminya. Pemandangannya juga indah banget. Kalau aku sih pasti mau banget tinggal di rumah Ova. Berbeda dengan rumah Seda yang bagus tapi dingin, tidak tampak kehangatan di dalamnya.
Seda bisa mendapatkan apapun yang ia mau tanpa kesulitan, termasuk tas Heidi yang diinginkan Ova. Seda tahu Ova sangat menginginkan tas Heidi karena sebelumnya ia pernah melihat Memo dan Ova di depan tokonya. Ova dan Memo berupaya keras mengumpulkan uang dengan menjual permen apel demi tas Heidi. Sayangnya, Seda lebih cepat, ia berhasil membeli tas itu tepat ketika Memo dan Ova masuk ke dalam toko. Disinilah awal tragedi pertama Memo. Ia mengiba agar tas Heidi jangan dibawa, dan ia ingin membelinya dari Seda. Ayah Seda marah, lalu memukul Memo hingga jatuh. Ova sangat sedih menyaksikan ayahnya jatuh kesakitan.
Tas Heidi
Kemudian tragedi berikutnya terjadi di perbukitan dekat rumah Ova. Ayah Seda dan teman-temannya mengadakan acara piknik bersama. Seda dan teman-temannya menemukan Memo yang sedang menggembalakan kambing. Mereka mulai mengolok-olok Memo lagi tapi kemudian meninggalkannya. Berbeda dengan Seda yang lanjut mempermainkan Memo dengan memancingnya. Memo mengikuti terus Seda yang mengacung-acungkan tas Heidi sampai menaiki batu-batu curam. Seda sempat diperingatkan Memo karena takut jatuh. Sayangnya terlambat! Seda jatuh, kepalanya terbentur batu. Orang tua Seda menemukan putrinya berada dalam pelukan Memo penuh bersimbah darah.
Miracle in Cell No 7
Kemalangan Memo masih berlanjut. Ia diyakini membunuh Seda dan dipaksa mengakuinya secara tertulis. Memo kemudian terdampar di sebuah penjara. Di sel nomor 7 ia bertemu sesama napi lainnya. Aku kasian banget sama Memo. Dia tidak bisa melawan ataupun membantah ketika dipukuli dan dipaksa mengakui perbuatannya. Pastinya Memo bingung kenapa ia disakiti. Pikiran Memo kan kayak anak kecil cuma tubuhnya saja yang dewasa. Di sel nomor 7 pun awalnya semua penghuninya membencinya. Bahkan Memo sempat dipukuli begitu tersebar kalau kejahatannya itu membunuh anak kecil.
Namun, lambat laun para penghuni sel 7 menyadari banyak kejanggalan. Tingkah laku Memo yang mirip anak kecil, keluguannya, ketidaktegaannya menyakiti, membuat semua orang sadar. Ditambah Memo punya anak perempuan dan terlihat sekali sangat menyayanginya. Akhirnya semua orang berkesimpulan kalau Memo itu tidak bersalah, ia hanya korban fitnah. Ada scene ketika Ova menyusuri tembok penjara demi mencari Memo. Bawang banget deh waktu menonton mereka saling berteriak, lingo lingo dari balik tembok. Kebawangan makin berlanjut ketika penghuni sel 7 sepakat untuk menyelundupkan Ova ke penjara untuk menemui Memo.
Disinilah aku melihat banyak scene yang menggambarkan keluguan Ova telah menyentuh hati banyak orang. Beberapa orang bahkan jadi tergerak hatinya untuk berbuat lebih baik lagi demi hidupnya. Seperti Aziz yang semangat hidupnya jadi bangkit begitu dikunjungi oleh ketiga anaknya. Dan Amir Agha yang rela berkorban demi kebahagiaan orang lain yang menurutnya lebih pantas menerimanya. Cinta tulus antara ayah dan anak telah menggerakkan hati banyak orang untuk membantu. Terlebih ketika Ova bercerita jika ada saksi yang bisa membuktikan ayahnya tidak bersalah.
Jujur aku mendapatkan banyak insight baru setelah menonton film Turki ini. Seharusnya aku bisa seperti Memo yang tetap bersih hati meskipun sering disakiti. Karena ternyata lagi-lagi terbukti apabila kebaikan hati itu dapat menyentuh hati lagi. Keluguan, kepolosan serta ketulusan hati Memo dan Ova telah menyentuh banyak hati hingga menggerakan kebaikan-kebaikan baru.
Wow, aku benar-benar merasa beruntung telah menonton film ini di saat yang tepat. Di saat aku terdiam oleh cekaman kejahatan yang dibuat-buat, dan hampir menjadikanku Cruella. But, dont worry, itu takkan terjadi. Mungkin ini kali terakhir aku memaki kebaikan hati ini. Memang sakit kalau kebaikan itu malah dimanfaatkan. Namun kembali lagi ke awal, bahwa semua ini bukan tentang aku, tapi tentang banyak orang. Kebaikan, ketulusan serta kebahagiaanlah yang menggerakkan peruntungan. I Love You Memo and Ova, terima kasih atas ceritanya yang telah menyentuh sebuah pembenaran yang sempat ingin kukubur.
Keajaiban pasti ada dimanapun kau berada
Sumber gambar : Google foto
25 Komentar
Film ini tampaknya memberikan inspirasi dan harapan ketika kita merasa hampir menyerah atau kehilangan pegangan. Jadi semangat lagi gitu g sih... :D
BalasHapusAku nonton film ini 2x tapi yang versi korea. Filmnya memang bagus! Banyak pelajaran dan inspirasi untuk kita dalam menjalankan kehidupan. Thanks ka sudah sharing
BalasHapusCerita Miracle in Cell no 7 ini cukup sering diadaptasi ya, belum lama ini juga ada versi Indonesianya, memang bagus ceritanya.
BalasHapusWuih keknya seru ya. Bagus banget nih wajib jadi watchlist, ditonton bareng anak juga keknya ok
BalasHapusaku menangis bombay nonton ini yang versi korea. Huhuhuhu. kasian sama bapaknya, terharu sama teman-teman satu sel nya. anaknya juga. Ahhh, gak sanggup nonton lagi takut nangis.
BalasHapusTerharu sih ketika nonton film ini. Saya menonton versi aslinya (korea), karena direkomendasikan doi, awalnya agak pesimis, namun ternyata saya dibuat takjub. Pesan yang ingin disampaikan mengena sekali. Pas Film ini di remake versi Indonesia, saya tidak menontonnya, karena takut dikecewakan oleh ekspektasi.
BalasHapusAku belum nonton karena emang lagi nggak ingin nonton yang sedih-sedih. Tapi, menurut teman-teman yang sudah nonton versi Korea dan Indonesianya emang keren sih. Nah versi ini belum.
BalasHapusJujurly aku belum lihat film ini sih, tapi banyak dengar cerita dan baca referensi film ini, so far semua banyak yang suka dengan ceritanya
BalasHapustetap berbuat baik dengan tulus karena hal itu juga yang akan melindungi kita
Ini versi Turkinya ya Kak berarti? Dari review orang-orang tentang betapa sedihnya menonton film ini, baik versi Korea maupun Indonesia, akhirnya saya pun menahan diri untuk ikutan menyimak filmnya. Khawatir ikut sedih dan terngiang-ngiang adegan-adegannya.
BalasHapuskalau lihat review film ini dari beberapa orang yang membahas dari segi hukumnya, kadang kepikiran betapa gak adilnya sistem hukum di dunia. kayak bahkan yang gak disengaja bisa kena penjara, tapi penjahat yang sengaja dan kelas kakap tetap bebas melalang buana 😅
BalasHapusboleh dimasukkan ke dalam daftar "'wajib tonton" nih film, dari review nya udah menarik bgt dan bikin penasaran.. trims info dan reviewnya..
BalasHapusaku nonton versi asli film ini duh nangis banget. kalau versi turki ini kayaknya memang ada beberapa scene yang berbeda ya dari aslinya. penasaran juga nih plot twistnya gimana yang versi turki soalnya kalau versi Indonesia kayaknya sama dengan korea
BalasHapusBaru membaca sebuah judul, pikiran kita sudah tau film ini berkisah ttg apa. Mau ditonton berapa kalipun kisahnya tetap bikin mewek dan nyesek
BalasHapusMiracle In Cell No. 7 ini emang bagus banget, sebagus itu sampai di-remake jadi berbagai versi bahasa dan negara. Aku pertama kali nonton versi Koreanya pas baru rilis. Nobar sama temen2 kuliah dan bener2 banjir air mata. Nggak kuaaat 😭😭😭 Yang versi Indo aku nggak nonton, katanya bagus juga tapi nggak sebagus versi aslinya. Yang versi Turki aku malah baru tau wkwkwk..
BalasHapusKisah Memo dan Ova yang bikin penasaran pengen nonton sendiri langsung jadinya. Saya rada malas nonton cerita luar negeri tuh kalau ada text bahasanya suka susah membaca secara sekarang mata saya penglihatan kabur. Belum ada kacamata pas
BalasHapusSaya baru nonton versi Korea ini kak, bisa deh coba nonton versi barat ini
BalasHapusHuhu...gak bisa berenti nangis sih ya..
BalasHapusSaat semua orang menuduh sang Ayah yang ternyata adalah intrik politik. Aku sebelnya begini ini sebenernya ada dalam kehidupan. Etapi lupa juga, apakah Miracle in Cell No 7 ini based on true story yaa..?
Aku juga dengar lagu Admesh yang ini juga auto mewek. Aku belum pernah nonton yang versi Turki. Jadi penasaran ingin lihat. Ini termasuk yang terbagus ya. Aku pikir yang versi Indonesia yang terbaik. Kata sutradara asli Korea bilang kalau versi Indonesia yang terbaik dan paling menyentuh.
BalasHapusDaku belum nonton film ini baik dari versi mana saja.
BalasHapusCuma baca ulasan dari teman-teman bahwa memang mengandung bawang ya filmnya.
Perlu diagendakan sih buat menontonnya
mircale in cell no 7 ini remake dari versi korea kah? jalan ceritanya mirip ya, yang versi indonesia aku malah belum nonton, versi ini juga belum, hehe
BalasHapusNonton yang versi indonesianya aja kena banget sedihnya, ini apalagi kalau nonton yang versi lainnya ya, semisal yang versi korea, mungkin sedihnya lebih dapet lagi
BalasHapusAku baru tau ternyata Miracle No. 7 juga ada versi Turki ya.. Asli, nangis banget nonton film ini.. Jadi penasaran sama cerita yg versi Turki keliatannya lebih bikin nangis ya kaaak.. :')
BalasHapusPokoknya setiap kali menonton miracle no.7 ini aku selalu bawaannya nangis, Kak.. Apalagi liat perjuangan seorang Bapaknya yang bisu berkorban untuk anaknya,, sungguh menyentuhh hatii filmnyaa tapi bagus deh karena banyak hikmah yang dapat kita petik dari filmnya..
BalasHapusWah ide ceritanya emg bagus ya, dan sangat menyentuh buat yang nonton keren emang 😘
BalasHapusDari artikel ini dan komentar-komentar di bawahnya, maka sebaiknya saya tidak menonton film ini. Karena takut terbawa kesedihan dan ikutan nangis bombay.. 😁
BalasHapusHalo, dilarang spam yah. Maaf, kalau ada komentar tidak pantas mimin bakal langsung hapus.