Kota
menarik karena aktivitasnya yang beragam. Perputaran ekonomi yang cepat di kota
jadi magnet tersendiri bagi pendatang. Sehingga mereka memutuskan pindah ke
kota untuk perbaikan perekonomian. Kota dinilai dapat menjadi tempat untuk mendapatkan
berbagai peluang. Terutama masalah pekerjaan yang berjenjang karir. Penduduk
kota yang padat juga dinilai sebagai segmen pasar yang besar untuk bisnis.
Karena itu banyak yg ingin membuka usaha di kota.
Akses di kota juga mudah tidak seperti di desa. Mobilitas penduduk kota yang serba cepat juga dinilai sebagai peluang untuk meraup uang. Selain itu fasilitas di kota juga lengkap. Memudahkan penghuninya untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Seperti kesehatan, pendidikan, hiburan, tempat belanja hingga, transportasi, ruang hijau, dan juga pekerjaan.
Permasalahan Di Perkotaan
Daya tarik kota yang begitu besar ternyata menimubulkan permasalahan baru. Penduduk yang makin bertambah membuat kota jadi padat. Akibatnya berbagai fasilitas yang disediakan kota tidak dapat lagi memenuhi keinginan penduduknya. Kemacetan, pengangguran, masalah kesehatan, stres yang meningkat, ruang hijau yang kurang, menjadi permasalahan yang cukup kompleks.
Daya tarik kota yang begitu besar ternyata menimubulkan permasalahan baru. Penduduk yang makin bertambah membuat kota jadi padat. Akibatnya berbagai fasilitas yang disediakan kota tidak dapat lagi memenuhi keinginan penduduknya. Kemacetan, pengangguran, masalah kesehatan, stres yang meningkat, ruang hijau yang kurang, menjadi permasalahan yang cukup kompleks.
Pada akhirnya, kota tak lagi menjadi tempat idaman bagi penghuninya. Penduduk kota mulai merasa tidak nyaman dengan tempat tinggalnya. Mereka membutuhkan sebuah tempat hunian yang dapat menampung ekspektasi tentang kenyamanan. Oleh karena itu, Sinar Mas kembangkan konsep livable city untuk menampung kebutuhan tersebut. Berbagai proyek Sinar Mas yang mengusup konsep Livable City pun diluncurkan.
Pengertian Kota
Berdasarkan istilah kota dibedakan jadi dua jenis, kota besar atau ibukota dan kota dalam wilayah sebuah provinsi. Kota yang dibahas kali ini mengacu pada istilah pertama. Kota memiliki ciri utama yang membedakannya dari desa. Dilihat dari kepadatan penduduk, pusat aktivitas, dan kegiatan ekonomi non pertanian. Sedangkan desa merupakan wilayah yang lebih didominasi oleh lahan terbuka non pemukiman (Wikipedia).
Mengutip catatan Iwan Kurniawan dalam modul terbitan UT, "Pengertian Dasar dan Karakteristik Kota, Perkotaan, dan Perencanaan Kota, "setidaknya ada 2 definisi yang sering kali menjadi acuan di Indonesia, Pertama, pengertian kota adalah tempat di mana konsentrasi penduduk lebih padat dari wilayah sekitarnya karena pemusatan kegiatan fungsional yang berkaitan dengan aktivitas masyarakatnya. Kedua, kota juga dimaknai sebagai pemukiman yang berpenduduk relatif besar, luas areal terbatas, secara umum bersifat non-agraris, kepadatan penduduk relatif tinggi, tempat orang-orang dalam jumlah tertentu dan bertempat tinggal di suatu wilayah geografis tertentu yang cenderung punya hubungan rasional, ekonomi dan individualistis.
Berbagai Permasalahan
Kota
Kota
sebagai tempat yang diidamkan banyak orang untuk meraih kehidupan lebih baik
ternyata menyimpan segudang permasalahan.
Magnet bagi penduduk desa. Karena itu kota dipenuhi
pendatang yang berekspektasi tinggi akan adanya perubahan tingkat kehidupan.
Pemukiman kumuh,
lahan kota terbatas sedangkan warga dari luar banyak berdatangan. Akibatnya
penduduk yang membutuhkan tempat tinggal membangun rumah seadanya, terutama
mereka yang berekonomi lemah. Akibatnya banyak bangunan liar dan kota terlihat
kumuh serta semrawut.
Polusi yang tinggi,
kepadatan penduduk menimbulkan masalah pencemaran. Pencemaran yang berasal dari
sampah mengotori tanah dan air sehingga menimbulkan penyakit. Limbah sampah dan
industri mencemari sungai di perkotaan. Jelas sangat berpengaruh pada kualitas
sekaligus kuantitas air. Kemudian polusi udara dari asap kendaraan, pabrik
industri, rokok dan lainnya jadi musuh bagi penduduk di perkotaan.
Masalah transportasi,
daya tampung jalan di perkotaan tidak sebanding dengan jumlah penduduk. Karena
itu pemerintah mengupayakan pelebaran jalan demi menciptakan kenyamanan bagi
penggunanya.
Konsep Hunian Livable City Sinar Mas
Sinar Mas Land memahami kebutuhan mendesak
masyarakat akan sebuah hunian yang nyaman. Tempat tinggal yang dapat
mengakomodasi kebutuhan masyarakat dari berbagai aspek kehidupan. Oleh karena
itu, Sinar Mas menyediakan hunian yang mengusung empat pilar Livable City,
yaitu Live, Learn, Work, and Play.
Live, mengacu pada berbagai sarana dan prasarana
masyarakat yang menunjang kehidupan, seperti hunian, pusat perbelanjaan, ruang
publik, akses jalan, serta keamanan.
Learn, mengacu pada sarana dan prasarana yang
mendukung kebutuhan masyarakat akan pendidikan, seperti sekolah formal, sekolah
dasar hingga atas, sekolah vokasional, serta universitas nasional dan
internasional.
Work, mengacu pada sarana dan prasarana yang
mendukung kebutuhan profesional dan lapangan kerja, seperti pusat perkantoran, green office, kota industri, serta area
komersial.
Adapun Play
mengacu pada sarana dan prasarana yang mendukung kebutuhan emosional serta
hiburan, seperti tempat olahraga, taman, exhibition halls, dan pusat kuliner.
Sinar Mas Land mengembangkan empat pilar
Livable City di beberapa wilayah, seperti BSD Tangerang, DP Mall Semarang,
beberapa proyek di Surabaya, Batam, serta beberapa wilayah di Ibukota Negara.
Proyek-proyek Sinar Mas Land tersebut mengusung eco building yang mengacu pada
empat pilar Livable City.
Upaya Sinar Mas Land tersebut mendapat sambutan
yang baik dari masyarakat. Sebagai salah satu penduduk kota saya juga merasakan
kebutuhan akan hunian yang nyaman. Tentunya memiliki rumah dengan lingkungan
yang menyenangkan, mudah diakses, dekat dengan berbagai pusat kegiatan
merupakan impian banyak orang. Mengacu pada hal ini timbul sebuah pertanyaan,
apakah konsep Livable City ini telah mencakup kebutuhan seluruh lapisan
masyarakat kota?
Penerapan
Konsep Hunian Livable City di Indonesia
Konsep Livable City di BSD City saya nilai sukses dalam mengakomodasi kebutuhan penghuninya. Proyek kolaborasi Sinar Mas Land dan Mitbana memberikan kemudahan akses intermoda bagi penghuni BSD. Akses transportasi umum yang beragam akan memudahkan masyarakat urban dalam berkegiatan. BSD City merupakan hunian impian masyarakat modern masa kini.
Adapula Apartemen Kizo Residence yang terletak
di lokasi strategis Fatmawati yang mengusung konsep hunian Jepang. Hunian
modern dengan nuansa Jepang ini dapat mengakomodasi pola hidup masyarakat kota
yang serba praktis dan instan.
Akan sangat menyenangkan jika konsep Livable
City ini dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat kota. Penduduk kota
yang semakin bertambah membuat tata ruang kota harus diperbaiki agar dapat
memfasilitasi kebutuhan warga. Karena memiliki tempat tinggal aman dan nyaman
itu sebenarnya impian semua orang. Terlebih lagi bagi penduduk kota yang rentan
dengan kerasnya kehidupan di perkotaan.
Sedangkan untuk saat ini konsep hunian Livable
City lebih banyak dinikmati oleh mereka yang memiliki pendapatan menengah ke
atas. Lalu bagaimana dengan sebagian penduduk yang pendapatannya terbatas?
Bukan tidak mungkin ada hunian dengan konsep Livable City yang terjangkau
sehingga dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Karena pada hakikatnya
rasa aman dan nyaman akan meningkatkan kebahagiaan. Rasa bahagia ini akan
berpengaruh pada tingkat kesejahteraan juga keamanan hidup di perkotaan.
Kesimpulan
dan Saran
Daya tarik kota dengan segala aktivitasnya
seolah magnet urbanisasi bagi masyarakat di daerah. Mereka pindah ke kota
dengan membawa harapan akan kehidupan yang lebih baik. Bagi yang minim bekalnya
sampai rela membangun tempat tinggal seadanya. Derasnya warga baru yang masuk
menimbulkan permasalahan baru bagi kota. Penduduk makin padat, tata kota jadi
semrawut. Hingga berbagai fasilitas yang disediakan tak lagi dapat memenuhi kebutuhan
masyarakatnya. Pada akhirnya tata ulang kota harus dilakukan, seperti pelebaran
jalan dan lainnya.
Penduduk yang padat, kemacetan, polusi,
kesehatan, pengangguran, dan keamanan menimbulkan berbagai masalah baru di
kota. Tingkat kejahatan juga makin meningkat akibat kerasnya kehidupan kota.
Melihat hal ini dapat diambil kesimpulan jika penduduk kota butuh tempat
tinggal yang aman dan nyaman. Hunian yang nyaman menimbulkan rasa aman sehingga
dapat meningkatkan kebahagiaan penghuninya. Rasa bahagia membuat vitalitas
tubuh dan semangat meningkat. Sehingga dapat diyakini produktivitas serta
pendapatan penduduk juga membaik.
Konsep hunian Livable City diyakini sebagai
solusi yang dapat mengakomodasi keinginan penduduk kota. Sinar Mas Land
memahami hal ini dan merealisasikannya dengan hunian eco building yang mengacu
pada empat pilar Livable City, yaitu Live, Learn, Work and Play. Hunian Livable
City ini makin meningkat peminatnya sekarang ini.
Seiring tumbuhnya kesadaran dan kebutuhan
masyarakat akan tempat tinggal yang nyaman, aman serta strategis, hunian
Livable City seperti ini sangat diharapkan lebih dapat menjangkau berbagai
lapisan masyarakat di perkotaan. Hunian dengan
harga yang dapat dijangkau oleh masyarakat menengah ke bawah diharapkan
dapat menjadi solusi bagi kesemrawutan tata kota. Selain itu masalah sanitasi,
pencemaran udara dan lingkungan, keamanan juga lebih dapat dikontrol.
Tingkat kebahagiaan penduduk dapat dijadikan
gambaran berhasil atau tidaknya perencanaan perkotaan. Berbagai fasilitas yang
mudah diakses tentunya dapat meningkatkan mobilitas serta produktivitas
penduduk. Sehingga tingkat kesejahteraan penghuni juga naik dan dapat menekan
masalah pengangguran. Diharapkan konsep hunian Livable City dapat dinikmati
oleh seluruh lapisan masyarakat kota.
Daftar Pustaka
https://jatengpos.co.id/pengembang-sinar-mas-land-usung-empat-pilar-livable-city/rita/
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota
0 Komentar
Halo, dilarang spam yah. Maaf, kalau ada komentar tidak pantas mimin bakal langsung hapus.