Misteri Masa Lalu Dalam Novel "When Marnie Was There"
Beruntung sekali aku bisa membaca novel karya Joan G. Robinson ini. Cerita di dalamnya juga di luar ekspektasiku. Dalam bayanganku ini cerita persahabatan anak-anak biasa, ternyata tidak hanya sebatas itu saja. Novel "When Marnie Was There" membawaku ke dunia yang penuh dengan fantasi. Sebuah misteri masa lalu yang penuh dengan kesedihan terkuak perlahan seiring habisnya masa liburan Anna di Little Overton.
Sebuah buku yang memanjakan khayalanku tentang keindahan laut, pantai, dan langit kebiruan yang dilewati serombongan burung. Tentang perahu-perahu nelayan, badai, kincir angin, ganggang laut, dan sejuta keindahan lainnya. Little Overton bagai mewujudkan impianku tentang sebuah tempat menyepi. Tempat indah di tepi pantai yang dipenuhi misteri keindahan laut. Tentang persahabatan dua gadis kecil yang penuh keanehan. Tentang Anna dan Marnie, yang sama-sama memiliki masa lalu penuh kesedihan.
Review "When Marnie Was There"
Judul : "When Marnie Was There"
Penulis : Joan G. Robinson
Penerbit : Baca (PT Bentara Aksara Cahaya)
Halaman : 288 hal
Blurb |
Buku ini menceritakan Anna yang telah menjadi yatim piatu. Anna kemudian diadopsi oleh Bu Preston dan suaminya. Anna memanggil mereka berdua paman dan bibi. Sesuatu di masa lalu telah menimbulkan luka dan kemarahan pada diri Anna. Hal ini menyebabkan ia tertutup dan sulit bergaul. Anna akan memasang wajah tak mau tahu ketika mulai merasa terancam oleh sekitarnya. Sikapnya yang makin tertutup membuat Bu Preston gelisah. Hingga akhirnya wanita baik hati itu memutuskan mengirim Anna ke Norfolk untuk tinggal bersama Pak dan Bu Pegg. Bu Preston tahu benar lingkungan tempat tinggal suami istri itu. Ia berharap Anna menyukai liburannya dan berubah lebih terbuka.
Sayangnya, Anna menanggapi maksud baik bibinya itu dengan buruk. Ia malah semakin merasa tidak diinginkan dan yakin jika bibinya itu ingin membuang dirinya. Seperti halnya ibu dan neneknya yang begitu saja meniggalkannya sendirian. Anna bertekad akan pura-pura tidak peduli dengan tempat tinggal barunya jika merasa tidak nyaman. Dan Anna benar-benar main sendirian di Little Overton, dia tak punya teman dekat.
Siapa Marnie?
Entah kenapa aku merasa Anna agak mirip dengan diriku sendiri. Senang menyendiri dan berkhayal. Bepergian sendiri sambil menikmati kesedirian memang sangat menyenangkan. Dan seperti itu pula Anna. Hingga Bu Pegg sendiri akhirnya menyerah tidak lagi mencoba mendekatkan diri Anna pada anak perempuan tetangganya. Anna malah menjuluki Sandra si babi gembrot. Ini sangat fatal! Bu Pegg sampai menangis karena ditegur tetangganya akibat perbuatan Anna pada anaknya. Yah, Anna memang sulit bergaul dan membuka diri. Ia pasti langsung memasang wajah tak mau tahu apabila merasa terancam oleh orang-orang di sekitarnya.
Little Overton yang indah membuat Anna betah berlama-lama di pinggir pantai. Ia sering menyusuri tepiannya, melihat air pasang dan surut. Menaiki perahu milik Wuntermenny, lalu ikut ke pulau sambil menunggu pria tua itu mengumpulkan kayu bakar. Kemudian ada Rumah Rawa, itu adalah rumah tua di pinggir sungai. Anna sering mengamati jendela-jendela Rumah Rawa, meyakini jika ada cahaya dari dalam rumah tersebut. Padahal Pak dan Bu Pegg sendiri kurang yakin dengan hal tersebut. Tapi Anna yakin rumah tua itu berpenghuni. Keyakinannya terbukti ketika suatu hari ia melihat seorang gadis tengah disisiri rambutnya di dekat jendela. Kemudian di lain hari ia melihat Rumah Tua mengadakan pesta! Anna sampai berkali-kali meyakinkan diri apabila yang dilihatnya itu bukan khayalan.
Suatu hari Anna menemukan sebuah perahu. Iseng ia mencoba menaikinya dan mendayung menyusuri sungai. Tapi Anna tak bisa mendayung. Anehnya, perahu itu tetap meluncur hingga melewati depan Rumah Rawa. Lalu gadis itu tiba-tiba muncul, memerintah Anna untuk melemparkan tali. Gadis itu menarik perahu hingga menepi. Baru kali ini Anna melihatnya sedekatnya ini. Dia bahkan berkali-kali bertanya pada gadis itu apakah dia nyata atau tidak. Gadis itu tertawa, dan meyakinkan kalau dirinya nyata.
Di hari itulah Anna mulai bersahabat dengan Marnie. Mereka sering berperahu di malam hari, bermain di pantai, hingga masuk ke Rumah Rawa pada saat pesta berlangsung. Anna merasa tak bisa hidup tanpa Marnie. Entah mengapa ia merasa ada sebuah kedekatan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Anna sama sekali tak bisa pada marah pada Marnie. Anna memang merasa Marnie anak yang beruntung. Tapi ia berkeyakinan Marnie tidak seberuntung itu setelah mendengar beberapa cerita darinya. Marnie sangat mengagumi ibunya yang super sibuk. Ayahnya sendiri pulang di waktu-waktu tertentu. Marnie tinggal dan dirawat oleh para pelayannya, dan beberapa di antara mereka memperlakukan Marnie dengan buruk. Itu sebabnya Marnie sangat takut dengan kincir angin. Ia selalu menolak jika Anna mengajaknya melihat kincir angin.
Anna Berlaku Aneh
Sayangnya, keseruan bermain bersama Marnie malah menjadikan Anna aneh di mata orang-orang. Mereka sering melihat Anna bermain sendirian tanpa teman. Bahkan beberapa kali ada yang menemukan Anna tertidur di pinngir pantai, juga di padang rumput. Yang paling parah Wuntermenny menarik Anna yang pingsan di tengah air pasang. Bu Pegg sangat khawatir dengan Anna, ia tak tahu apa saja yang dilakukan oleh Anna di luar sana.
Marnie kemudian pergi meninggalkan Little Overton. Meninggalkan Anna yang kecewa dan sedih, merasa dikhianati. Ia tak menyangka Marnie setega itu padanya, membiarkan dirinya tertidur sendirian di kincir angin di tengah hujan badai. Kepergian Marnie meninggalkan sebuah ruang kosong di diri Anna. Ruang kosong yang menjadi sebuah tanda tanya, apakah semua itu nyata? Hingga akhirnya Anna lupa pada Marnie, dan yakin jika semua yang terjadi itu hanya khayalannya belaka.
Kesimpulan
Novel karya Joan G. Robinson ini sangat indah. Tak mengherankan jika "When Marnie Was There" mendapat penghargaan serta dikagumi. Banyak yang jatuh cinta pada Little Overton setelah membaca buku ini, termasuk aku sendiri. Aku kagum dengan cara penulis menggambarkan kepribadian Anna. Serta kelihaiannya dalam menjalin sebuah masalah yang kemudian diurai jadi ending yang indah.
Dari buku ini juga kita belajar tentang arti persahabatan. Orang yang sendirian takkan selamanya sendiri. Seperti juga Anna yang akhirnya memiliki banyak teman. Bahkan ia menemukan benang merah masa lalunya yang hilang. Sebuah kenyataan yang menggembirakan buat Anna. Ia tak pernah mengira liburan di Little Overton malah mengungkapkan asal usul masa lalunya. Buku ini juga mengajarkan kita selalu ada benang merah antara kejadian di masa kini dengan masa lalu.
When Marnie Was There bukan novel biasa. Di dalamnya banyak sekali pelajaran yang bisa diambil. Tentang persahabatan, kepercayaan, dan keyakinan akan kebenaran. Aku merekomendasikan buku ini untuk dibaca tua dan muda. Nikmati saja alur ceritanya, juga keindahan Little Overton.
22 Komentar
keren bukunya. btw udah ada terjemahan indonesianya gak ya? Molly bakal mabok english nih baca buku ini wkwk
BalasHapusWaah..jadi penasaran nih dengan endingnya! Terima kasih ya mba, sudah menuliskan tentang novel ini. Mudah-mudahan ku bisa membacanya sendiri dan menemukan bagaimana akhir kisah Anna
BalasHapusIni novelnya Inggris or tejemahan kak? Soalnya kalau terjemahan kadang kurang pas bacanya. Saya pengen baca yg asli
BalasHapusAku jualan noovel ini.Tapi malah belum baca. Aku pikir ceritanya tentang anak-anak yang kayaknya nggak relate sama aku. Tapi setelah membaca review ini sepertinya aku ingin mencoba membacanya.
BalasHapusMarnie ternyata semacam teman khayalan gitu ya, cocok banget novel ini jadi materi dasar film horor/fantasi.
BalasHapusNovel "When Marnie Was There" adalah satu-satunya novel yang aku baca sampai full selama 2 hari dan aku suka banget sesuai dengan artikel ini jelaskan
BalasHapusKesimpulannya, si Marnie itu teman yang gak terlihat ya, Mbak? Jadi ingat, banyak kasus pertemanan seperti ini, antara manusia dengan makhluk tak kasatmata.
BalasHapusMembaca novel adalah hobi sy sejak SMA di pondok. Hampir semua novel lokal dan terjemahan yg ada di pondok sudah sy baca baik itu milik perpus, milik teman, bahkan milik guru dan staff. Pokoknya novel primadona dari dulu sampai sekarang. Seneng bisa baca dan membayangkan tempat tempat yang diceritakam seperti Little Overton ini.
BalasHapusAnna sepertinya orang yang suka berprasangka sehingga perilaku kehidupannya menjadi unik dan aneh.
BalasHapusPernah nonton film dengan tema serupa, teman khayalan. Kalau gak salah itu ada background psikologisnya kenapa orang bisa punya teman khayalan. Biasanya dibantu psikolog.
BalasHapussetuju pasti ada benang merah kehidupan, yang memungkinkan disadarinya setelah terjadi. Novel yang menarik ini untuk dibaca kala senggang
BalasHapusWah, udah lama aku nggak baca novel2 begini, jadi pengen baca juga. Tapi jujurly baca novel terjemahan begini bikin mikir, biasanya tokohnya banyak, jadi agak susah hafal wkwk. Udah ada versi terjemahannya, jadi lebih enak baca, nggak perlu mikir artinya hehe
BalasHapusduhdik, kisah pertemanan dengan makhkluk tak kasat mata. Btw, novel yang menarik untuk disimak :D
BalasHapusIni daftar bacaan baru nih. Pasti seru buat mengisi hari libur panjang. Bagus buat menaikkan skill menulis, karena novel fiksi memperkaya wawasan baru dan kemampuan menulis yang lebih halus.
BalasHapusDaftar bacaan baru yang ingin dibaca, Terimakasih review novel ini sangat menarik lho
BalasHapuspersahabatan memang punya nilai yg mendalam yaa buat kebanyakan orang. jadi pengen baca novel when yg bnyk pelajarannya ini.
BalasHapusSelalu suka dengan membaca novel terutama novel terjemahan tuh karena biasanya kejadian B aja bisa jadi sangat dramatis dan dari situ ada hikmah yang bisa dipetik yaah.. Aku jadi inget kalau usia-usia remaja tuh pastinya gak bisa bener-bener sendiri, pastinya akan senang sekali kalau bersama orang yang paling memahami kita.
BalasHapusNovel ini menarik, jika membaca resume mbak, ada banyak pesan yang tersirat yang disampaikan menulis, btw ada versi digitalnya atau hanya fisik ya mbak?
BalasHapusUdah lama banget gak baca novel. Aku juga kepikiran buat bikin review buku abis baca. Tapi sampai sekarang belum bisa terealisasi. Kak, mohon motivasinya, aku kayak gak ada waktu gitu buat baca hiks
BalasHapusWhen Marnie was there, dari judulnya udah menarik, jadi pengen baca juga. Anna yang puya inner child ternyata jadi pribadi yang tertutup, tapi untungkah akhirnya dia bisa punya teman saat liburan ke Overton.
BalasHapusSeru ni ceritanya. Pengen baca bukunya. Makasih reviewnya kak, udah lama banget aku nggak tertarik baca novel, huhuuu
BalasHapuswah jadi penasaran marnie ini teman khayalan atau gimana ya? ini buku lama atau baru, mbak? dan settingnya tahun berapa nih?
BalasHapusHalo, dilarang spam yah. Maaf, kalau ada komentar tidak pantas mimin bakal langsung hapus.